Menuju konten utama
Ledakan Gudmurah TNI AD

Warga Minta TNI Beri Trauma Healing & Relokasi Bunker Amunisi

Penyisiran masih perlu dilakukan karena tidak menutup kemungkinan masih adanya amunisi yang tersisa. 

Warga Minta TNI Beri Trauma Healing & Relokasi Bunker Amunisi
Warga Visalia mengutarakan pernyataan untuk TNI memberikan treatment hingga relokasi bunker, Minggu (31/3/2024). (Tirto.id/Ayu Mumpuni)

tirto.id - Warga Cluster Visalia Komples Kota Wisata Cibubur mengaku tidak mengetahui bahwa di belakang perumahannya adalah bunker amunisi milik TNI AD. Saat ledakan terjadi di bunker nomor 6, warga baru mengetahuinya.

"Kami tidak mengetahui bahwa di belakang itu adalah bunker amunisi. Tidak pernah diberitahu saat membeli properti itu," kata Ketua RW 051 Cluster Visalia, Fendy Munawan dalam konferensi pers, Minggu (31/3/2024).

Fendy menjelaskan, saat peristiwa ledakan terjadi pertama kali, warga sudah mulai keluar rumah. Kemudian, ledakan kedua dengan volume lebih besar, warga langsung melarikan diri.

Disebutkan Fendy, ledakan tersebut sangat berdampak kepada warga. Ibu-ibu dan anak-anak, semuanya berteriak dan histeris saat ledakan terjadi dan lemparan amunisi mulai terjadi.

"Kami meminta ada treatment yang diberikan kepada anak-anak kami, karena mereka sangat ketakutan untuk kembali ke rumah, trauma," ungkap Fendy.

Lebih lanjut Fendy mengungkapkan bahwa penyisiran juga masih perlu dilakukan karena tidak menutup kemungkinan masih adanya amunisi yang tersisa. Dia mengemukakan, sterilisasi yang dilakukan oleh tim Jihandak hanya sebatas di pekarangan rumah saja.

Dia juga menyampaikan, saat malam peristiwa ledakan ditemukan tujuh granat nanas. Kemudian, hari ini penyisiran membuahkan hasil lima granat.

"Kami sepakat untuk dilakukan lagi sterilisasi satu minggu untuk memastikan. Karena kami warga melakukan penyisiran sendiri dan menunjukkan kepada TNI ada amunisi yang masih tersisa di bagian atap. Kami juga tidak tahu kalau mungkin saja di pohon ada," tutur Fendy.

Menurut Fendy, warga juga sepakat adanya komunikasi dari pihak TNI maupun Sinarmas sebagai pengelola Kota Wisata. Dia mengaku, komunikasi yang terjalin sejak peristiwa hanya tentang proses sterilisasi semata, tanpa membicarakan tindak lanjut setelah kejadian.

"Kami meminta adanya relokasi bunker, karena menurut keterangan Pangdam Jaya semalam ada 15 bunker dan ini yang meledak satu. Berarti bunker lainnya hanya tinggal menunggu waktu saja," pungkas Fendy.

Baca juga artikel terkait GUDANG AMUNISI KODAM JAYA atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Hukum
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Fahreza Rizky