tirto.id - Banyak warga Amerika Serikat yang masih kecewa dengan calon presiden dan kesulitan memutuskan siapa yang akan menjadi pemimpin negara adidaya tersebut. Meskipun demikian, banyak warga pemilih yang mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Amerika Serikat pada Selasa (8/11/2016).
Di satu TPS di Borough, Brooklyn, New York, puluhan pemilih telah berbaris di luar gedung mulai pukul 07.00 waktu setempat. Banyak pekerja pemungutan suara sibuk membantu pemilih untuk menemukan pendaftaran mereka, mengisi kertas suara dan memberi suara mereka.
Peter Vanden Bos mengatakan ia memberi suara untuk Hillary sebab ia berpendapat Trump berbakat memecah belah, sama sekali tidak berkualitas dan tidak cocok untuk menjadi presiden.
"Saya berharap kampanye tidak terlalu penuh perdebatan dan negatif," kata Vanden Bos, sebagaimana dikutip dari Antara. "Saya senang ini berakhir," imbuhnya.
Sementara itu, Burlak, seorang pemilik toko farmasi, mengatakan ia percaya Hillary Clinton adalah politikus paling korup dalam sejarah AS. Ia mengatakan telah bertemu dengan banyak pendukung Trump setiap hari, dan bahkan meskipun New York menjadi negara bagian yang akhirnya akan mendukung Hillary Clinton, ia tetap ingin suaranya didengar.
Di Frederick Samuel Community Center di Harlem, bagian utara New York City, pemilih bernama Desiree Kennedy tak ingin mengungkapkan siapa yang ia pilih, tapi mengatakan, "Jujur saja, saya tak peduli dengan kedua calon." "Sungguh menakutkan bahwa pada 2016 masih ada banyak orang yang memiliki pandangan sangat rasis, pandangan negatif dan pandangan yang berlandaskan gender," kata Desiree Kennedy, yang menambahkan ia "berharap itu akan berubah".
Di TPS yang sama, Pauline Grant (44) mengatakan wanita itu memberi suara untuk moral ketimbang nilai.
Ia menyatakan, selama lima generasi sejak kakek-buyutnya, keluarganya telah memberi suara buat Partai Demokrat. "Itu adalah tradisi keluarga," ungkapnya.
Ketika ditanya apakah ia berpendapat Hillary dapat menyatukan kembali negeri tersebut dan membuatnya semakin besar jika terpilih, ia mengatakan ia kira tidak.
Calon presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton dan calon Partai Republik Donald Trump memberi suara mereka bersama dengan keluarga mereka pada pagi hari pemungutan suara, Selasa.
Namun, nasib mereka serta masa depan negeri itu akan ditentukan oleh pemilih Amerika di seluruh negeri tersebut. Walaupun Hillary mengungguli Trump dengan selisih beberapa persen dalam jajak pendapat nasional terakhir, persaingan masih dipandang berjalan ketat.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh