tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mendesak Mahathir Mohamad meminta maaf atas ucapan mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia itu yang mengandung unsur hinaan terhadap suku Bugis. Desakan JK itu terkait dengan ucapan Mahathir yang dilontarkannya dalam pidato kontroversial pada 14 Oktober 2017.
JK mengatakan bahwa dirinya terkejut saat mengetahui pidato Mahathir, yang memberikan pernyataan menghina terhadap rival politiknya, yakni Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak, sekaligus menyinggung suku Bugis. Mahathir saat itu menyatakan Najib Razak adalah perompak karena berasal dari suku Bugis.
"Pertama sebagai orang Bugis saya protes dan terkejut. Maka, Mahathir harus minta maaf. Karena orang Bugis itu bukan hanya ada di Sulawesi Selatan, tapi di seluruh Indonesia, bahkan di Malaysia," kata Kalla, di Jakarta, pada Selasa (7/11/2017).
JK menambahkan Mahathir harus meralat pernyataannya tersebut karena dianggap melukai perasaan masyarakat suku Bugis. Menurut JK, tidak seharusnya pernyataan tersebut dilontarkan dalam pidato politik Mahathir di Lapangan Harapan, Petaling Jaya, Kuala Lumpur itu.
"Mahathir harus meralat (ucapannya), jangan dihubung-hubungkan (soal suku Bugis)," ujar JK, yang juga keturunan suku Bugis tersebut.
Dalam pidato politiknya beberapa waktu lalu Mahathir menyebutkan secara gamblang bahwa etnis keturunan Bugis sebagai pencuri dan penyamun. Setelah muncul pernyataan tersebut, ia mendapatkan berbagai reaksi dan kecaman terutama dari masyarakat keturunan Bugis.
Protes keras disampaikan oleh Persatuan Perpaduan Rumpun Bugis Melayu Malaysia (PPRBMM) di hadapan Yayasan Kepemimpinan Perdana pada 18 oktober 2017, akibat pernyataan Mahathir tersebut. Mereka mendesak Mahathir memohon maaf dan menarik balik pernyataannya yang mengatakan Bugis sebagai lanun.
Pada awal November lalu, Sultan Selangor Sharafuddin Idris Shah juga menyatakan kecewa dengan pernyataan Mahathir Mohamad itu karena mengandung hasutan ke rakyat Malaysia untuk membenci, menghina dan memandang rendah terhadap suku Bugis.
Setiausaha Dewan di-Raja Selangor, Hanafisah Jais mengatakan Sultan Selangor menganggap pernyataan Mahathir sudah melampaui batas.
"Anggota-anggota Dewan di-Raja Selangor menganggap ucapan tersebut amatlah keterlaluan dan bisa menimbulkan perasaan benci dan prasangka buruk rakyat terhadap bangsa Bugis sehingga bisa menimbulkan huru-hara," kata dia.
Dia mengimbuhkan pernyataan tersebut secara tidak langsung menghina silsilah dan keturunan Kesultanan Selangor yang juga memiliki keterkaitan dengan suku Bugis. Menurut Hanafisah, fakta sejarah membuktikan Kesultanan Selangor berketurunan Bugis merupakan pahlawan yang memperjuangkan dan mempertahankan agama serta keamanan di seluruh kepulauan Melayu Nusantara.
Dia mengatakan Mahathir, sebagai seorang bekas Perdana Menteri yang memerintah negara selama 22 tahun, seharusnya lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan.
Sementara itu saat berpidato di hadapan pendukungnya di Alor Setar, pada Jumat (20/10/2017), Mahathir mengatakan pernyataannya terkait suku Bugis itu hanya merujuk kepada "perampok yang mencuri uang rakyat".
"Saya tak hina orang Bugis, orang Bugis ada yang baik, tetapi perampok pun ada juga. Salahkah bilang begitu. Apakah orang Bugis tidak berkata kalangan orang Bugis tak ada perampok, ada," kata Mahathir.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom