tirto.id - Bank Pembangunan Daerah (BPD) harus memprioritaskan pencapaian target pembangunan daerah. Di sisi lain, BPD hendaknya jangan terlalu mendahulukan kepentingan bisnisnya dan bermain aman, khususnya dalam mencairkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Imbauan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Farouk Muhammad di Lombok, Selasa, (23/08/2016).
"Kritisi kita, BPD itu (kini) lebih menempatkan dirinya sebagai pelaku bisnis, lupa bahwa BPD itu didirikan karena ada Pemda. Karena itu dia harus 'connect', pada waktu ia menyusun rencana kerja tahunan, coba tengok apa bunyi RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah)," ujar Farouk .
Menurut Farouk, BPD saat ini harus lebih proaktif memainkan perannya sebagai salah satu lokomotif ekonomi daerah, serta lebih inovatif dalam memberikan pelayanan perbankan.
"Jangan terkungkung bahwa kami pelaku bisnis terus cari aman, takut kena korupsi. Selama transparan dan akuntabel 'why not' (kenapa tidak)," kata Farouk.
Selain itu, Farouk juga menilai BPD masih banyak memberikan kredit konsumtif khususnya bagi pegawai negeri sipil (PNS) yang lebih aman dari sisi tingkat kredit bermasalah (NPL), dibandingkan menyalurkan kredit ke sektor produktif.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juni 2016 porsi kredit produktif BPD mencapai 29,35 persen, menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 31,07 persen. Sementara sekitar 70 persen disalurkan ke kredit konsumtif.
"Coba berikan KUR (kredit usaha rakyat) ke pengusaha kecil atau kaki lima. Anda (BPD) harus berani masuk ke sana," ujar Farouk.
Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi mengatakan, memang selama ini laba BPD terus meningkat, namun di sisi lain masih banyak keluhan masyarakat terkait peran BPD yang dinilai belum memiliki kontribusi nyata dalam mencapai pembangunan daerah.
"Tentu perlu dicari titik keseimbangan, antara entitas yang mencari keuntungan dan kiprah BPD yang bisa membantu program daerah," ujar Zainul.
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra