tirto.id - Hari Raya Waisak 2566 BE di tahun 2022 jatuh pada Senin, 16 Mei 2022 yang merupakan tanggal merah dan hari libur nasional.
Waisak merupakan salah satu hari raya bagi umat Buddha dan di kalangan umat Buddha sering disebut sebagai hari raya Trisuci Waisak.
Melansir laman resmi DhammaCitta, yang merupakan salah satu situs referensi Buddhisme, penyebutan Trisuci Waisak ini lantaran pada hari Waisak terjadi tiga peristiwa penting, yakni kelahiran Pangeran Sidhartha Gautama, tercapainya penerangan sempurna oleh Pertapa Gautama, dan wafat atau mangkatnya sang Buddha Gautama.
Tahapan Perayaan Hari Raya Waisak 2022
Perayaan Hari Raya Waisak di Indonesia mengikuti keputusan World Fellowship of Buddhists (WFB).
Secara tradisional, perayaan Hari Raya Waisak biasanya akan dipusatkan secara nasional di komplek Candi Borobudur, desa Borobudur, kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah.
Perayaan Hari Raya Waisak 2566/2022 rencananya juga akan digelar dan dipusatkan di Candi Borobudur, dengan rangkaian perayaan dimulai pada 14 Mei hingga 16 Mei 2022.
Tahun ini, tema Waisak Nasional adalah Jalan Kebijaksanaan Menuju Kebahagiaan Sejati dengan sub-temanya, Marilah Kita Mengaktualisasikan Ajaran Luhur Sang Buddha dalam Kehidupan Sehari-hari, Menuju Pencerahan Sempurna Tiada Batasnya.
Sementara itu, berikut tiga hal pokok rangkaian perayaan Waisak nasional,
1. Pengambilan air berkat dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.
2. Ritual "Pindapatta", suatu ritual pemberian dana makanan kepada para bhikkhu/biksu oleh masyarakat (umat) untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kebajikan.
3. Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.
Hari waisak ini juga dimanfaatkan oleh umat Buddha untuk menghormati dan merenungkan segala sifat luhur dari Tiratana yaitu buddha, dharma, dan sangha.
Kemudian memperkuat saddha atau keyakinan yang benar berdasarkan tekad, membina paramita atau sifat baik yang berasal dari para leluhur, mengulang kembali dan merenungkan khotbah dari sang Buddha
Selain tiga upacara pokok tadi dilakukan pula pradaksina, pawai, serta acara kesenian.
Editor: Iswara N Raditya