Menuju konten utama

Wagub DKI Tak Setuju Sepeda Nonlipat Masuk ke Gerbong MRT

"Kalau sepeda lipat mungkin bisa dimungkinkan ya. Kalau sepeda tidak lipat [mungkin] mengganggu," kata Wagub DKI Jakarta Riza Patria.

Wagub DKI Tak Setuju Sepeda Nonlipat Masuk ke Gerbong MRT
Penumpang berada di dalam MRT Jakarta, di Jakarta, Senin (6/4/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.

tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria tak setuju dengan kebijakan manajemen PT MRT Jakarta (Perseroda) yang membolehkan sepeda nonlipat masuk ke dalam kereta mulai 24 Maret nanti.

Riza menilai keberadaan sepeda nonlipat akan menggangu jika dimasukan ke dalam kereta. Berbeda dengan sepeda lipat yang masih bisa dimungkinkan masuk ke dalam MRT.

"Kalau sepeda lipat mungkin bisa dimungkinkan ya. Kalau sepeda tidak lipat [mungkin] mengganggu," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (18/3/2021).

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta itu memandang masyarakat saat ini sudah cerdas untuk membedakan hal yang diperbolehkan dan tidak.

"Saya kira masyarakat sudah cerdas, pintar, bisa membedakan mana yang boleh, mana yang tidak," ucapnya.

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William P. Sabandar melalui webinar di Jakarta, Rabu (17/3/2021) menjelaskan inisiatif tersebut rencananya akan diimplementasikan bertepatan dua tahun MRT Jakarta melayani masyarakat sejak diluncurkan pada 24 Maret 2019 oleh Presiden Joko Widodo.

William mengatakan selama ini MRT Jakarta hanya memperbolehkan sepeda lipat (folded bike) untuk bisa masuk ke dalam kereta. Nantinya, perusahaan juga akan menyiapkan fasilitas bagi sepeda nonlipat.

"Kebetulan jika yang dinaiki bukan folded bike, memang harus dipersiapkan dengan hati-hati, tapi kami ingin laporkan dulu persiapannya. Soft launching direncanakan di 24 Maret pada tiga stasiun," kata William dalam Paparan Capaian MRT Jakarta secara virtual, Rabu (17/3/2021).

Penyediaan fasilitas untuk sepeda nonlipat itu rencananya akan diluncurkan pada 24 Maret 2021 di tiga stasiun, yakni Lebak Bulus Grab, Blok M BCA, dan Bundaran HI. Ada pun ketentuan sepeda lipat yang diizinkan masuk MRT adalah sepeda reguler dengan dimensi tidak melewati 200 cm x 55 cm x 120 cm, dengan lebar ban maksimal 15 cm. Ketentuan akses sepeda non lipat yang diberikan MRT Jakarta.

Tentunya, sepeda tandem atau sepeda dengan dimensi melebihi ketentuan tersebut tidak diizinkan masuk kereta. Untuk menghindari penumpukan penumpang, MRT Jakarta menerapkan jam ketersediaan akses sepeda non lipat, yakni Senin--Jumat di luar jam sibuk pukul 07.00 WIB-09.00 WIB dan pukul 17.00 WIB-19.00 WIB, sedangkan Sabtu--Minggu mengikuti jam operasional MRT.

"Nantinya akan ada gerbong khusus yang akan kita peruntukkan. Ini sedang kita godok konsepnya. Dengan inisiatif ini, Jakarta akan semakin ramah bukan hanya pada pejalan kaki, tapi juga para pesepeda," ujar William.

Baca juga artikel terkait MRT JAKARTA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Bayu Septianto