Menuju konten utama

Virus Zika Mewabah, Warga Singapura Takut Keluar Rumah

Virus Zika yang mewabah dan telah menulari lebih dari 150 orang membuat warga Singapura takut untuk keluar rumah. Mereka memilih untuk melakukan tindakan pencegahan ketimbang harus dirawat di rumah sakit. Apalagi pakar kesehatan di Negeri Singa itu telah memperingatkan bahwa wabah virus Zika akan sulit ditanggulangi.

Virus Zika Mewabah, Warga Singapura Takut Keluar Rumah
Seorang petugas mengasapi tempat bermain umum di cluster Zika baru di Singapura, Kamis (1/9). ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su.

tirto.id - Virus Zika yang mewabah dan telah menulari lebih dari 150 orang membuat warga Singapura takut untuk keluar rumah. Mereka memilih untuk melakukan tindakan pencegahan ketimbang harus dirawat di rumah sakit. Apalagi pakar kesehatan di Negeri Singa itu telah memperingatkan bahwa wabah virus Zika akan sulit ditanggulangi.

Nat Bumatay, seorang wirausahawati yang memiliki seorang puteri berusia enam tahun bernama Sunshine, tak akan membiarkan anaknya ke luar rumah sampai penyebaran virus yang ditularkan lewat gigitan nyamuk itu musnah. “Biasanya pada liburan pendek kami ke luar rumah untuk pergi ke taman atau bersepeda, namun kini saya akan menahan diri,” imbuhnya.

Daerah berpohon lebat beriklim tropis dan taman publik memang menjadi tempat beraktivitas luar ruangan yang populer di seantero Singapura, khususnya selama liburan sekolah seperti libur enam hari mulai Jumat (2/9/2016) ini. Namun merebaknya virus Zika membuat animo masyarakat Singapura ke taman berkurang drastis.

Nelson Ho, seorang pemain game Pokemon Go berusia 19 tahun, mengaku ia dan teman-teman lainnya menjadi lebih khawatir atas merebaknya Zika. Gerombolan orang di sekitar titik-titik bermain Pokemon Go di seantero Singapura menjadi berkurang. “Saya masih enggak apa-apa dengan aktivitas di luar ruangan, cuma tidak untuk taman-taman lembab dan kotor,” imbuhnya.

Sedangkan warga lain seperti Tomas Quong memilih untuk mengenakan baju lengan panjang saat harus beraktivitas ke luar demi menghindari gigitan nyamuk yang membawa virus Zika. “Mencegah lebih baik daripada mengobati,” kata warga Filipina yang sudah bekerja di Singapura selama lima tahun itu.

Pihak berwajib telah meningkatkan langkah menyemprotkan insektisida dan membersihkan air tergenang demi mencegah berkembangbiaknya nyamuk, namun banyak orang yang mengaku juga menghindari pusat-pusat air bersih luar ruangan yang populer di negeri ini dan menyirami diri mereka dengan materi pembasmi demi menghindari digigit nyamuk.

Efek lain dari ketakutan atas mewabahnya virus Zika ini adalah meningkatnya pemesanan produk-produk pembasmi nyamuk. Dalam sepekan ini apotek-apotek dan supermarket-supermarket mendadak diserbu banyak orang, hingga banyak tempat penjualan yang kehabisan stok.

Melambatnya Ekonomi Singapura

Wabah Zika bertepatan dengan melambatnya perekonomian Singapura yang tergantung kepada perdagangan. Ketakutan terhadap virus Zika bisa secara lebih jauh memangkas keseluruhan penjualan retail, kata ekonom United Overseas Bank Francis Tan. "Jika itu terus berlanjut, orang kebanyakan tidak berani keluar, sehingga sektor retail akan melambat," kata Tan.

"Itu pastinya menciptakan kekhawatiran pada pikiran wisatawan dan mereka bisa berpikir dua kali untuk ke sini," kata Jonathan Galaviz, mitra pada Global Market Advisors. "Namun saya tidak melihat Zika menghalangi keberhasilan event F1 atau arus turisme dalam jangka pendek."

Dewan Pariwisata juga mengatakan bahwa terlalu prematur untuk menyebutkan ada dampak terhadap industri wisata ,di mana dua jejaring hotel internasional di negeri ini menyatakan bisnis mereka berjalan seperti biasa. Begitu juga promotor Grand Prix yang akan mulai dua pekan ke depan, menyatakan event ini akan jalan terus.

Baca juga artikel terkait ZIKA atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Hard news
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan