Menuju konten utama

Virus Corona 20 Februari: 75.649 Kasus COVID-19 dan 2.123 Meninggal

Update virus corona 20 Februari: jumlah korban meninggal 2.123 dan 75.649 terinfeksi COVID-19.

Virus Corona 20 Februari: 75.649 Kasus COVID-19 dan 2.123 Meninggal
Ilustrasi Virus corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Virus corona yang mengakibatkan penyakit COVID-19 telah menewaskan 2.123 orang menurut data Johns Hopkins CSSE pada Kamis (20/2/2020) pukul 08.00 WIB. Sementara itu, jumlah kasus COVID-19 yang telah dikonfirmasi hingga pagi ini yaitu sebanyak 75.649 kasus.

Data menunjukkan, jumlah kesembuhan dari COVID-19 juga meningkat menjadi 16.126 dari 14.400 pada Selasa (18/2/2020).

Otoritas kesehatan Hubei melaporkan, kematian di Hubei bertambah 108 orang dari hari sebelumnya. Peningkatan ini menyebabkan jumlah korban meninggal di Provinsi Hubei, tempat Kota Wuhan berada, yaitu sebanyak 2.029 orang.

Delapan kematian dilaporkan terjadi di luar Cina. Hong Kong dan Iran masing-masing melaporkan dua kematian akibat virus corona COVID-19. Taiwan, Jepang, Filipina dan Perancis masing-masing melaporkan satu kematian akibat virus corona.

Para peneliti Cina menemukan, orang dengan virus corona mungkin memiliki viral load (jumlah virus dalam tubuh) yang sama, baik yang menunjukkan gejala penyakit atau tidak.

Temuan dari para peneliti, yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine, merinci bagaimana para peneliti memantau viral load virus corona dalam sampel yang diambil dari hidung dan tenggorokan 18 pasien: 9 pria dan 9 wanita yang berusia mulai dari 26 tahun sampai 76 di Zhuhai, di Provinsi Guangdong Cina.

Untuk sampel tersebut, total 72 usapan hidung dan 72 usapan tenggorokan dikumpulkan dan dianalisis.

Analisis tersebut mengungkapkan, viral load yang lebih tinggi terdeteksi segera setelah seseorang menunjukkan gejala, dengan viral load yang lebih tinggi ditemukan di hidung daripada di tenggorokan. Di antara pasien, hanya satu yang tidak menunjukkan gejala.

Namun secara keseluruhan, “viral load yang terdeteksi pada pasien tanpa gejala serupa dengan pasien yang memiliki gejala, hal ini menunjukkan potensi penularan dari pasien tanpa gejala atau minimal gejala,” para peneliti menulis dalam surat itu.

“Temuan ini sesuai dengan laporan penularan dapat terjadi pada awal kemunculan wabah. Deteksi dan isolasi kasus mungkin memerlukan strategi yang berbeda dari yang diperlukan untuk kontrol SARS-CoV,” tulis para peneliti, merujuk pada penyakit pernapasan akut yang parah, SARS.

"Kami membutuhkan data yang lebih baik untuk menentukan dinamika transmisi dan menginformasikan praktik penyaringan kami."

Peneliti juga menemukan, ketika berbicara tentang penyebaran dan penyakitnya, virus corona COVID-19 ini tampaknya lebih menyerupai influenza daripada SARS, menurut temuan itu, seperti dikutip CNN.com.

Baca juga artikel terkait WABAH VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH