Menuju konten utama

Virginia Woolf dan Daftar Karya Terbaiknya yang Patut Dibaca

Buku-buku Virginia Woolf adalah suatu keharusan bagi mereka yang ingin menjelajahi sastra abad ke-20.

Virginia Woolf dan Daftar Karya Terbaiknya yang Patut Dibaca
Google Doodle hari ini merayakan ulang tahun Virginia Woolf ke-136. FOTO/Google

tirto.id - Kelahiran Virginia Woolf ke-136 dirayakan Google Doodle hari ini. Woolf tidak diragukan lagi adalah salah satu penulis wanita paling terkenal sepanjang masa. Tokoh sastra modern abad ke-20 ini pelopor penggunaan teknik penulisan “stream of consciousness” atau aliran kesadaran sebagai narasi dalam novel-novelnya.

Dengan menggunakan aliran kesadaran perangkat sastra, Woolf masuk ke dalam pikiran karakter sehingga pembaca memiliki akses untuk mengalami karakter pikiran dari dalam.

Woolf tidak hanya menciptakan kontinuitas antara zona waktu dan tempat yang berbeda menggunakan metode naratif ini, namun juga antara pikiran karakternya.

Sebagai penulis berbakat, buku-buku Woolf adalah suatu keharusan bagi mereka yang ingin menjelajahi sastra abad ke-20. Seperti dilansir Culture Trip, berikut adalah beberapa karya monumental Woolf yang paling dicintai.

Mrs. Dalloway (1925)

Mrs. Dalloway adalah salah satu buku terbaik untuk memulai buat mereka yang baru saja menghadapi tulisan Virginia Woolf. Clarissa Dalloway adalah seorang wanita Inggris kelas atas dan Woolf menceritakan tentang hidupnya di London pasca-Perang Dunia I.

Woolf menjelajahi masyarakat pada saat itu dan menciptakan citra kehidupan protagonis melalui pemikirannya, saat Clarissa mempersiapkan sebuah pesta bahwa dia akan menjadi tuan rumah malam itu.

Buku ini adalah contoh aliran narasi kesadaran. Saat pembaca dilemparkan ke dalam benak Clarissa dan dunianya, tercipta rasa keintiman dengan karakter ini. Novel ini dibuat menjadi film pada tahun 1997.

Orlando (1928)

Jorge Luis Borges menganggap karya Woolf ini yang paling kuat, dan salah satu yang paling unik di era itu. Orlando dimulai dengan seorang protagonis laki-laki, penyair aristokrat yang sering mengunjungi istana Ratu Elizabeth.

Novel ini membahas pertanyaan kunci tentang gender dan identitas, semuanya bertentangan dengan latar belakang karakter yang berjalan melalui waktu dan bertemu dengan berbagai tokoh sastra penting sepanjang masa. Unik dan tak terduga, Orlando adalah wajib dibaca untuk penggemar sastra manapun.

To the Lighthouse (1927)

Kisah tiga anggota keluarga Ramsay diceritakan dari berbagai sudut pandang mereka. To the Lighthouse merupakan kisah menyentuh tentang kesulitan yang dihadapi keluarga ini saat tinggal di sebuah rumah di pesisir Skotlandia.

Prosa dan interpretasi Woolf yang sempurna dari emosi manusia akan berdampak pada pembaca. Dia mengeksplorasi ketakutan manusia akan perubahan dengan cara baru dan meyakinkan. Lagi-lagi, kemampuannya membuat deskripsi menjadi kenyataan adalah salah satu alat terbaiknya di novel ini.

A Room of One's Own (1929)

Dalam esai ini, Woolf menyelidiki implikasi gender, dan mengklaim bahwa tanpa uang dan ruangan mereka sendiri, wanita tidak dapat membiarkan kreativitas dan kejeniusan mereka berjalan bebas. A Room of One's Own teks feminis awal, dan merupakan bacaan penting untuk semua orang.

Untuk mencontohkan teori ini, Woolf menciptakan karakter khayalan: saudara perempuan Shakespeare. Dia memberi karakter ini bakat setinggi Shakespeare, tapi ceritanya bukan kesuksesan.

Sebagai gantinya dia melakukan bunuh diri, sangat frustrasi karena ketidakmampuannya untuk mengungkapkan kejeniusannya di dunia yang didominasi laki-laki di mana dia tinggal.

The Waves (1931)

Buku ini terdiri dari enam monolog. Satu per satu dari karakter utama buku ini digunakan Woolf untuk menyelidiki konsep identitas, individualitas, dan masyarakat. Ada karakter ketujuh, Percival, yang juga penting tapi tidak berbicara langsung dengan pembaca. The Waves adalah karya uni Woolf karena gaya penulisannya melampaui batas genre tradisional dan menjalin persilangan antara puisi dan prosa.

Between the Acts (1941)

Between the Acts adalah karya terakhir Virginia Woolf, dan diterbitkan setelah dia meninggal. Novel ini mengambil tempat di lokasi yang tidak diketahui di Inggris saat pecahnya Perang Dunia Kedua yang meluas di seluruh negeri. Sebuah desa menyelenggarakan acara tahunannya di sebuah rumah musim panas, dan penduduk desa merayakan momen penting dalam sejarah Inggris.

Woolf dengan cerdik menyinggung topik tertentu, yang sebagian besar terkait dengan perang. Kemunculan fasisme sangat penting baginya, bukan hanya karena suaminya adalah orang Yahudi, tapi juga karena dia juga termasuk dalam daftar kematian Hitler di Inggris.

Baca juga artikel terkait GOOGLE DOODLE atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Humaniora
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari