Menuju konten utama
TikTok Viral

Viral Penumpang KRL Sakit Perut, Apa Mens Sangat Menyakitkan?

Penumpang KRL sakit perut viral di TikTok, diduga karena sedang menstruasi. Lalu apakah haid bisa sangat sakit?

Viral Penumpang KRL Sakit Perut, Apa Mens Sangat Menyakitkan?
Ilustrasi sakit perut karena menstruasi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Viralnya sebuah video yang diunggah di media sosial TikTok tentang wanita kesakitan karena haid hingga terpaksa berbaring di kursi KRL, menyedot perhatian netizen tanah air.

Dalam akun TikTok @masen_nyepur yang mengunggah video tersebut, terlihat seorang wanita tiduran sambil memegang perutnya di kursi KRL sebab kursi sedang kosong, sementara seorang penumpang wanita di hadapannya merekam sambil memberi komentar negatif.

Ketika petugas KRL lewat dan menegur wanita yang sedang berbaring itu, ia mengeluh bahwa perutnya terasa sakit sekali akibat mengalami haid.

"Sakit perut banget aku Pak," keluh si wanita sambil memegang perutnya dan berusaha duduk.

Netizen menilai bahwa tidak salah bagi wanita itu untuk berbaring di kursi KRL, jika ia memang sedang sakit. Apalagi jika kursi transportasi publik tersebut sedang kosong.

Sementara menurut pengunggah video, sebagai wanita ia juga pernah mengalami sakit saat haid namun tidak sesakit itu sampai harus berbaring di kursi transportasi publik dan mengganggu pengguna lain.

Mengenal Nyeri Haid atau Dismenore

Benarkah nyeri haid akan terasa sangat sakit hingga seorang wanita tidak mampu duduk ketika mengalaminya?

Nyeri ketika masa haid datang disebut Dismenore. Dismenore adalah rasa nyeri di perut bawah yang kadang menjalar hingga pinggang dan punggung bawah sampai ke pangkal paha.

Di usia produktif, wanita akan mengalami siklus haid yakni ketika terjadi perdarahan uterus yang muncul secara siklik (Norwits & Schorge 2007, 13).

Haid adalah hal yang kompleks karena melibatkan kondisi psikologis, korteks serebri di bagian otak, aksis hipotalamus hipofisis ovarial, dan endrogen (uterus - endometrium dan alat seks sekunder) yang berbeda-beda pada tiap wanita.

Karena itu, masing-masing wanita memiliki siklus haid atau menstruasi yang berbeda waktunya, termasuk tingkat rasa nyeri atau dismenore yang dialami, laman Yankes Kemkes melansir.

Ada wanita yang menderita nyeri hebat setiap masa siklus haidnya tiba, sementara wanita lain tidak merasa terganggu sama sekali ketika sedang menstruasi.

Dismenore dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Dismenore primer

Dismenore primer adalah nyeri sebelum atau saat masa haid berlangsung. Kondisi ini tidak menimbulkan efek samping atau komplikasi dan tidak berbahaya. Wanita yang mengalami dismenore primer masih melakukan aktivitasnya tanpa rasa nyeri hebat.

2. Dismenore sekunder

Dismenore sekunder adalah rasa nyeri serta kram ketika haid akibat adanya masalah kesehatan tertentu, misalnya Endometriosis.

Endometriosis adalah kondisi saat jaringan yang membentuk lapisan endometrium, tumbuh di luar rahim.

Akibat ada gangguan kesehatan ini, rasa nyeri yang dialami wanita ketika siklus haidnya datang, sangat mengganggu, demikian seperti dikutip situs Antara.

Ada beberapa hal yang ternyata dapat membuat rasa nyeri ketika haid makin parah. Hal yang memperparah kondisi dismenore atau nyeri ketika haid adalah:

  • Masalah psikologis semisal stres atau depresi
  • Genetik atau keturunan
  • Usia muda atau di bawah 30 tahun
  • Merokok
  • Pola makan buruk
  • Trauma atau menjadi penyintas pelecehan seksual
  • Obesitas

Cara Mengatasi Nyeri Haid

Untuk mengurangi rasa nyeri saat haid datang, dapat dilakukan sebelum siklus rutin itu tiba.

Wanita yang telah mengetahui kapan perkiraan masa haidnya, dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:

  1. Beristirahat dan mengurangi aktivitas berat
  2. Meninggalkan konsumsi minuman berkafein (kopi) dan makanan tinggi garam
  3. Tidak merokok
  4. Tidak minum-minuman keras
  5. Perbanyak minum air putih (1,5 liter per hari)
  6. Menurunkan tingkat stres
  7. Pijat untuk relaksasi
  8. Minum suplemen seperti zinc dan vitamin lainnya
  9. Konsumsi makanan alami, buah dan sayur
  10. Akupuntur dan akupresure
  11. Olahraga

Baca juga artikel terkait KRL atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno