tirto.id - Vaksinasi COVID-19 tidak serta-merta membuat seseorang terhindar dari ancaman penularan virus Corona. Mematuhi protokol kesehatan dan tetap menjaga badan agar tetap fit jadi langkah agar antibodi terbentuk optimal.
Vaksinasi COVID-19 di Indonesia sudah mulai dilakukan sejak 13 Januari 2021. Saat ini, yang digunakan adalah vaksin buatan Sinovac yang disuntikkan 2 kali dalam rentang 14 hari.
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 per Senin (1/2/2021) terdapat total 539.532 orang yang sudah menjalani vaksinasi pertama COVID-19 dan 35.406 orang yang mendapatkan vaksinasi kedua.
Total sasaran vaksinasi mencapai 181.554.465 rakyat Indonesia (sekitar 70 persen dari populasi) untuk mencapai kekebalan kelompok. Dalam tahap pertama vaksinasi ini, tenaga kesehatan menjadi prioritas penerima vaksin. Total Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) yang membutuhkan vaksin adalah 1.531.072 orang.
"Hari ini dikabarkan Kementerian Kesehatan, sudah lebih dari 500 ribu nakes divaksinasi COVID-19," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro dikutip Antara Senin (1/2).
2 Tahap Vaksinasi COVID-19
Vaksinasi COVID-19 dengan vaksin produk Sinovac dilakukan 2 kali. Suntikan pertama dan kedua punya tujuan berbeda. Dosis pertama diberikan untuk memicu respons kekebalan awal. Dosis kedua berguna untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk. Dengan demikian, antibodi akan terbentuk secara optimal.
"Bagi mereka yang baru menerima dosis pertama, kita harus memastikan imunitas diri kita baru muncul setelah peningkatan melalui dosis kedua. Karena itu kita wajib melakukan penyuntikan dosis kedua untuk menghasilkan kekebalan maksimal tubuh kita untuk melawan COVID-19," terang Reisa.
Sesudah vaksinasi, seseorang layak tetap disiplin menerapkan 3M sampai terbentuknya kekebalan kolektif yang dapat menghentikan laju penyebaran virus Corona. Selain itu, penting pula menjaga tubuh tetap fit dan bugar.
Antibodi yang terbentuk baru optimal dalam rentang 14 hingga 28 hari setelah suntikan kedua dilakukan. Oleh karenanya, menghindari mobilitas tinggi setelah vaksinasi adalah langkah aman, mengingat dalam masa-masa tersebut antibodi belum sepenuhnya terbentuk.
"Ketika divaksin itu dipastikan betul protokol kesehatan itu tetap dijalankan, bisa saja antibodi belum terbentuk atau memang dosis yang diberikan ini belum full untuk membentuk antibodi karena kondisi masing-masing individu yang berbeda," kata Defriman Djafri, epidemiolog dari Universitas Andalas dikutip Antara.
Vaksinasi COVID-19 perlu pula diimbangi dengan upaya maksimal untuk menekan tingkat penularan virus dalam sebuah wilayah. Jika penularan tinggi, ada peluang virus SARS-Cov-2 untuk membentuk varian baru.
Oleh karenanya, vaksinasi ini dipadukan dengan gerakan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) juga langkah 3T oleh pemerintah yang meliputi pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment).
Hingga Senin (1/1/2021) tercatat total 1.089.308 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi di seluruh Indonesia, dengan 10.994 kasus baru. Jumlah kasus aktif sendiri mencapai 175.349 orang atau 16,1 persen dari terkonfirmasi. Sementara itu jumlah orang meninggal karena pengaruh virus Corona mencapai 30.277 orang atau 2,8 persen dari terkonfirmasi.
Editor: Agung DH