Menuju konten utama

Usai Bom di Surabaya, Sudah 20 Terduga Teroris Ditangkap

Sampai Selasa (15/5/2018) malam, Densus telah menangkap 20 terduga teroris.

Usai Bom di Surabaya, Sudah 20 Terduga Teroris Ditangkap
Petugas kepolisian berjaga di sekitar lokasi ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). ANTARA FOTO/Moch Asim

tirto.id - Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto mengatakan Densus 88 Anti Teror telah menangkap dua orang yang diduga termasuk jaringan teroris di Sumatera Selatan. Dengan demikian, sampai Selasa (15/5/2018) malam, ada 20 terduga teroris ditangkap.

"Polri telah melakukan operasi penegakan hukum penangkapan terhadap 2 terduga teroris, yaitu di Sumatera Selatan. Inisialnya H alias Abdul Rahman, kedua Hengky alias Abu Ansor," katanya saat konferensi pers di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (15/5/2018).

Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menyatakan, penangkapan terbaru dilakukan terhadap 5 terduga teroris. Dua terduga teroris ditangkap di Malang, sedangkan dua lainnya masing-masing ditangkap di Surabaya dan Pandaan, Pasuruan. Empat terduga teroris itu ditangkap dalam kondisi hidup.

Sementara itu, satu terduga teroris tewas saat terlibat baku tembak di Jalan Sikatan, Manukan Wetan, Tandes, Surabaya, pada Selasa (15/5/2018) petang. Peristiwa ini terjadi karena terduga teroris melawan petugas saat hendak diamankan.

“Ya benar. Ada baku tembak. Pelaku melawan petugas. Dia [terduga teroris] berusia sekitar 39 tahun. Kami menembak karena wilayah itu [Manukan] padat penduduk,” kata Frans, Selasa (15/5/2018).

Pada Senin (14/5/2018) kemarin, Polda Jatim telah melakukan penindakan terhadap 13 terduga teroris. Sekitar 4 terduga teroris ditembak sehingga meninggal saat penangkapan. Mereka ditangkap di Surabaya, Sidoarjo, dan Malang. Maka, hingga Selasa (15/5/2018) malam, total terduga teroris yang berhasil ditangkap mencapai 20 orang.

Dalam operasinya, polisi terpaksa melakukan tindakan tegas terukur dan meletuskan senjata api karena ada perlawanan dari teroris saat penangkapan. BS dan F alias Wicang adalah dua di antara beberapa terduga teroris yang meninggal. Keduanya merupakan tokoh penting gerakan JAD di Surabaya, termasuk juga peledakkan pada hari Minggu (13/5/2018) dan hari Senin (14/5/2018) di Jawa Timur.

"Salah satunya adalah BS. BS ini perannya adalah penampung dana yang digunakan kelompok JAD Surabaya," kata Setyo. "Wicang ini dititipkan bom oleh Dita dan diserahkan kepada Tri. Diduga Wicang, Dita, dan Tri sudah siap melakukan bom bunuh diri," lanjutnya.

Dita Oepriarto merupakan kepala keluarga peledakkan bom di tiga gereja daerah Surabaya. Sedangkan Tri merupakan pelaku peledakkan di pos jaga Mapolrestabes Surabaya.

Setelah kejadian ini, polisi melakukan peningkatan penjagaan terhadap sel tidur yang diduga akan melakukan aksi serangan lain pada polisi untuk mengikuti jejak Dita dan Tri. Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga telah memerintahkan jajarannya untuk menetapkan status kewaspadaan siaga satu. Artinya seluruh personil Polri hingga Polsek diberi kewenangan untuk membawa senjata laras panjang.

Baca juga artikel terkait BOM SURABAYA atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Hukum
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Ibnu Azis