tirto.id - Drone Reaper MQ-9 milik Amerika Serikat jatuh bertabrakan dengan dua jet tempur Su-27 milik Rusia di atas perairan internasional sebelah barat Krimea pada Selasa, 14 Februari 2023 sekitar setelah pukul 07.00 waktu setempat.
Setelah kejadian tersebut, departemen luar negeri Amerika Serikat memanggil duta besar Rusia. Seperti diwartakan The Guardian, Gedung Putih mengatakan jatuhnya drone itu cukup unik. Insiden ini akan diperbincangkan secara langsung oleh pejabat departemen luar negeri dengan pihak Rusia.
Pentagon mengatakan, drone itu dalam misi rutin ISR (intelijen, pengawasan, pengintaian). Brigadir Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat, Pat Ryders mengatakan Rusia tidak memiliki pesawat tak berawak.
Namun, dia menolak mengatakan apakah Rusia sedang mencari puing-puing itu sehingga intelijen militernya dapat membedahnya.
Sementara itu, seperti dilaporkan TASS, Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov mengatakan bahwa drone Amerika Serikat itu tengah mengumpulkan data pengintaian untuk digunakan pasukan Kiev untuk serangan ke depan di wilayah pasukan Rusia.
"Tindakan yang tidak dapat diterima dari militer Amerika Serikat di dekat perbatasan kami memprihatinkan. Kami sangat menyadari misi pengintaian dan drone penyerang yang digunakan," kata Antanov.
Diplomat Rusia mengutip Koordinator Dewan Keamanan Nasional AS untuk Komunikasi Strategis John Kirby mengatakan bahwa UAV AS melakukan penerbangan lintas semacam ini setiap hari.
"Apa yang mereka lakukan ribuan mil jauhnya dari Amerika Serikat? Jawabannya jelas, mereka mengumpulkan intelijen yang kemudian digunakan oleh rezim Kiev untuk menyerang angkatan bersenjata dan wilayah kami," kata Antonov.
“Mari kita ajukan pertanyaan retoris, jika misalnya, drone serang Rusia muncul di dekat New York atau San Francisco, bagaimana reaksi Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS? Saya cukup yakin bahwa militer AS akan bertindak tanpa kompromi dan tidak akan membiarkan wilayah udara atau perairan teritorialnya dilanggar," lanjutnya.
"Kami melanjutkan dari fakta bahwa Amerika Serikat akan menahan diri dari spekulasi lebih lanjut di lanskap media dan berhenti melakukan serangan mendadak di dekat perbatasan Rusia," ujarnya
"Kami menganggap tindakan apa pun yang melibatkan penggunaan senjata dan peralatan militer Amerika sebagai tindakan bermusuhan secara terbuka," tambah Antonov.
Dia mengingatkan publik bahwa Washington telah memasok senjata ke Kiev senilai 33 miliar dolar AS.
"Pikirkan saja angka ini! Sangat jelas bahwa Amerika Serikat yang memimpin situasi ke eskalasi yang disengaja yang penuh dengan konflik bersenjata langsung," kata diplomat Rusia itu.
“Kami percaya bahwa jalur komunikasi harus tetap terbuka. Rusia tidak mencari konfrontasi dan mendukung kerja sama pragmatis untuk kepentingan rakyat negara kami,” katanya.
Update Situasi Terbaru Perang Rusia dan Ukraina
Aljazeera mewartakan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan komando militer utama negara itu dengan suara bulat mendukung mempertahankan Ukraina timur, termasuk kota Bakhmut yang terkepung, untuk menimbulkan kerugian maksimum pada pasukan Rusia.
Masih diberitakan The Guardian, Jenderal Valerii Zaluzhnyi, panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina, mengatakan pertahanan Bakhmut adalah "kepentingan strategis yang terpenting". Dia berkata: "Itu adalah kunci stabilitas pertahanan seluruh lini depan."
Wartawan AFP di Ukraina Timur telah melaporkan melihat fosfor putih ditembakkan dari posisi Rusia di jalan tak berpenghuni menuju Bakhmut di dekatnya.
Senjata yang mengandung fosfor adalah senjata pembakar yang dilarang penggunaannya terhadap warga sipil, tetapi dapat digunakan terhadap sasaran militer di bawah konvensi tahun 1980 yang ditandatangani di Jenewa.
Sementara itu, PBB berusaha keras pada Selasa untuk memastikan kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina. Tujuannya untuk meredakan krisis pangan global dapat berlanjut, tetapi nasibnya tetap tidak jelas menjelang beberapa hari sebelum tanggal kedaluwarsa pada 18 Maret.
Pembicaraan antara pejabat tinggi Rusia dan PBB di Jenewa berakhir Senin, Moskow mengatakan tidak akan menentang perpanjangan apa yang disebut Inisiatif Butir Laut Hitam, seperti yang dikhawatirkan banyak orang.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto