tirto.id - ICC (International Criminal Court) atau Mahkamah Pidana Internasional yang bermarkas di Belanda segera mengeluarkan perintah penangkapan terhadap sejumlah pejabat Rusia, termasuk tuduhan genosida di Ukraina. Kendati demikian, Kremlin dipastikan menolak perintah tersebut.
Seperti diwartakan Reuters, ICC telah memulai penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang di Ukraina selama setahun terakhir berkonflik dengan Rusia.
Mereka disebutkan akan menangkap beberapa pejabat Rusia karena telah mendeportasi secara paksa anak-anak Ukraina dan merusak fasilitas sipil.
Meskipun belum diketahui siapa saja pejabat Rusia yang masuk dalam daftar incaran ICC, mereka ini dianggap telah melakukan kejahatan genosida.
Sementara Kremlin merespons dengan menolak perintah tersebut. Konstantin Kosachyov, wakil ketua Majelis Tinggi Parlemen Rusia menuturkan ICC tidak berwenang atas negaranya sejak mereka menarik dukungan pada tahun 2016.
"ICC hanyalah instrumen neo-kolonialisme Barat," ujar Kosachyov.
Rusia berdalih, mereka tidak secara sengaja menargetkan infrastruktur sipil di Ukraina. Selain itu, ribuan anak-anak yang dibawa ke Rusia merupakan bagian dari kampanye kemanusiaan untuk melindunginya di tengah wilayah konflik.
Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-383
Al-Jazeera melaporkan pertempuran sengit masih terjadi di kota Bakhmut. Menurut militer Ukraina, Wagner Group terus menyerang dari seluruh penjuru dan mencoba untuk menerobos pertahanan dengan bergerak ke pusat kota.
Mereka mengklaim bahwa dalam pertempuran tersebut, pasukan Wagner Group yang didukung Rusia itu mengalami kerugian cukup besar.
Di lain sisi, Wagner mengakui terjadinya pertempuran sengit tersebut. Semakin dekat ke pusat kota Bakhmut, mereka menilai kondisi perang menjadi semakin sulit saja.
Sedangkan pihak Kepolisian Ukraina menambahkan Rusia telah melancarkan 48 kali serangan terhadap warga sipil di wilayah Donetsk, termasuk 15 kota besar dan kecil, seperti Bakhmut, Konstyantynivka, dan Avdiivka.
Dari berita Russia News Agency, disampaikan drone atau pesawat tak berawak milik Ukraina dijatuhkan di pinggiran kota Donetsk pada Senin, 13 Maret 2023.
Dua warga sipil mengalami luka setelah terkena dampak dari serangan drone yang terjadi sekira pukul 15.00 waktu setempat tersebut.
"Akibatnya, 2 warga sipil terluka, yakni pria kelahiran 1981 dan 1982. Mereka dibawa ke rumah sakit," bunyi laporan, via Telegram.
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto
