tirto.id - Evakuasi korban bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur kini memasuki tahap akhir pada Selasa (7/9/2025). Berdasarkan update-nya hingga operasi terakhir, ada 67 korban meninggal yang diidentifikasi.
Sembilan hari pasca-ambruknya bangunan musala di Ponpes Al Khoziny pada Senin (29/9) lalu, operasi pencarian korban dianggap telah selesai oleh Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas).
Melansir Antara, penyelesaian itu dilakukan setelah Basarnas melakukan penyisiran terakhir lokasi reruntuhan bangunan pondok yang runtuh.
"Penyisiran kembali kami lakukan hari ini, sekali lagi di area yang sudah rata dengan tanah. Harapan kami tidak ada lagi korban yang tertinggal," kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo pada Selasa pagi.
Menurut Yudhi, kini tahapan proses penanganan insiden ambruknya bangunan ponpes tersebut akan dilanjutkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Jumlah Korban Ponpes Al Khoziny hingga Hari Ini
Hingga Selasa, total jumlah korban Ponpes Al Khoziny yang berhasil dievakuasi mencapai 171 orang.
Dijelaskan Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, dari total jumlah korban tersebut, terdapat 104 korban berhasil selamat.
Sementara itu, total jumlah korban meninggal yang ditemukan di reruntuhan tercatat mencapai 67 orang. Namun, delapan di antaranya ditemukan sebagai bagian tubuh yang tidak lengkap.
"Tim penyelamat gabungan berhasil mengevakuasi 171 korban, dengan korban selamat 104 orang, sementara 66 korban dinyatakan meninggal dunia dengan delapan di antaranya merupakan bagian tubuh korban yang tidak lengkap," kata Mohammad Syafii.
Menurut Syafii, seluruh korban meninggal kini telah diserahkan ke unit Identifikasi Korban Bencana atau Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur.
Proses identifikasi oleh unit DVI Polda Jawa Timur tersebut dilakukan demi memastikan identifikasi seluruh korban meninggal yang ditemukan, termasuk yang ditemukan dalam kondisi yang tidak utuh.
Menurut Kepala Biddokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol Khusnan Marzuki, kepolisian kini tengah melakukan uji DNA untuk memastikan identitas seluruh korban.
"Begitu lab DNA sudah keluar semua, berarti sudah fix, tidak ada keraguan lagi," katanya.
Sementara itu, kegiatan belajar mengajar di Ponpes Al Khoziny ke depan dijelaskan akan menunggu proses musyawarah para pengasuh dan pengurus ponpes.
Hal tersebut dijelaskan Ketua Alumni Ponpes Al Khoziny KH Zainal Abidin yang menjadi perwakilan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.
"Sudah pasti akan dimusyawarahkan oleh pengasuh dan para pengurus ponpes untuk mekanisme program belajar mengajar selanjutnya," katanya.
Sebelumnya, pada 29 September lalu, bangunan yang jadi musala di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo runtuh.
Pengasuh Ponpes Putra Al Khoziny Sidoarjo, KH. Raden Abdus Salam Mujib, mengatakan bahwa gedung musala yang ambruk itu sebenarnya tengah dalam proses konstruksi.
Dijelaskannya, pada siang hari sebelum ambruk, atap gedung lantai tiga itu baru selesai dicor.
Proses konstruksi gedung itu memang direncanakan dilakukan untuk mengubah gedung jadi bangunan tiga lantai.
Dalam rencananya, lantai pertama gedung akan digunakan sebagai musala, sementara lantai kedua dan ketiga menjadi balai pertemuan.
Namun, pada 29 September, konstruksi yang baru saja selesai mengecor atap lantai tiga ambruk pada sore hari, ketika para santri tengah melaksanakan salat Asar di musala. Alhasil, ratusan santri menjadi korban dari insiden nahas tersebut.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan
Masuk tirto.id


































