tirto.id - Grafik kasus Corona di dunia masih terus mengalami peningkatan, baik dari kasus positif, kasus kematian, kasus kesembuhan, hingga kasus aktif.
Data terbaru Worldometers, Kamis, 15 September 2022, pukul 14.00 menunjukkan, total kasus positif mencapai 615,5 juta atau tepatnya 615.503.802 kasus positif COVID-19.
Dari jumlah itu, yang meninggal dunia dinyatakan sebanyak 6.523.263 secara kumulatif, dan peningkatan kasus sembuh menjadi 594.661.139 pasien.
Sementara kasus aktif dari seluruh negara yang terkena wabah SARS-CoV-2 saat ini tersisa 14.319.400, di mana 0,3% atau 40.993 pasien berada dalam kondisi yang serius atau darurat.
Untuk data lengkap 10 negara dengan kasus Corona terbanyak di dunia pada hari ini, berikut adalah rinciannya:
1. Amerika Serikat (AS): 97.340.016 kasus positif, 1.077.477 kasus kematian, 93.570.146 kasus kesembuhan, dan kasus aktif 2.692.393.
2. India: 44.516.479 kasus positif, 528.250 kasus kematian, 43.941.840 kasus kesembuhan, dan kasus aktif 46.389.
3. Prancis: 34.798.136 kasus positif, 154.611 kasus kematian, 34.274.127 kasus kesembuhan, dan kasus aktif 369.398.
4. Brasil: 34.602.662 kasus positif, 685.179 kasus kematian, 33.696.624 kasus kesembuhan, dan kasus aktif 220.859.
5. Jerman: 32.604.993 kasus positif, 148.728 kasus kematian, 31.849.700 kasus kesembuhan, dan kasus aktif 606.565.
6. Korea Selatan: 24.264.470 kasus positif, 27.665 kasus kematian, 22.956.225 kasus kesembuhan, dan kasus aktif 1.280.580.
7. Inggris: 23.554.519 kasus positif, 189.026 kasus kematian, 23.288.250 kasus kesembuhan, dan kasus aktif 77.243.
8. Italia: 22.096.450 kasus positif, 176.404 kasus kematian, 21.469.146 kasus kesembuhan, dan kasus aktif 450.900.
9. Jepang: 20.399.933 kasus positif, 43.177 kasus kematian, 19.415.557 kasus kesembuhan, dan kasus aktif 941.199.
10. Rusia: 20.208.878 kasus positif, 385.628 kasus kematian, 19.195.104 kasus kesembuhan, dan kasus aktif 628.146.
Update COVID-19 Indonesia & Data Omicron Hari Ini
Indonesia masih menempati urutan ke-19 di dunia dengan kasus Corona terbanyak, yakni total 6.400.035 kasus positif COVID-19.
Berdasarkan laporan Satgas COVID-19 hingga Rabu sore kemarin, 14 September 2022, jumlah tersebut diperoleh setelah adanya tambahan 2.799 kasus harian baru dalam waktu 24 jam terakhir.
Untuk kasus kematian bertambah 21 kasus, sehingga yang meninggal dunia menjadi 157.828 orang secara kumulatif di Tanah Air.
Sementara pasien sembuh baru mendapat penambahan 3.938 kasus, yang membuat jumlah kasus kesembuhan menjadi 6.211.796 orang, serta tersisa 30.411 kasus aktif dari seluruh wilayah di Indonesia.
Pada perkembangan kasus Omicron, terdapat 21.694 kasus per 13 September 2022, demikian catatan GISAID.
Omicron BA2.75.2 Disebut Bisa Perpanjang Gelombang ke-4 Pandemi COVID-19
Subvarian Omicron BA2.75.2 dari COVID-19 diprediksi berpotensi memperpanjang waktu pandemi Corona gelombang ke-4.
Hal ini terjadi karena Omicron BA2.75.2 memiliki kemampuan menghindar dari imunitas vaksin.
Demikian disampaikan Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman seperti dikutip Antara.
"Saat ini yang menjadi perhatian dunia seperti Subvarian Omicron BA2.75.2 dengan pertumbuhan, kasusnya di India itu lebih cepat, juga terkesan menurunkan efikasi dari imunitas saat divaksin," ujar Dicky.
Subvarian terbaru itu, kata Dicky, hadir pada saat dominasi kasus BA.4 dan BA.5 sudah menginfeksi masyarakat, termasuk bagi yang sudah divaksinasi, bahkan mendapat suntikan booster atau dosis penguat.
"Di India dan negara maju sama seperti di Indonesia, itu artinya orang yang mengalami keluhan meningkat. Kapasitas testing mereka tidak semasif seperti China, tapi yang memiliki keluhan itu juga relatif lebih banyak sehingga harus diwaspadai," jelas dia.
Karenanya Dicky menyebutkan agar masyarakat harus mewaspadai Subvarian BA2.75, yang kini berkembang menjadi BA2.75.2 sebab kombinasi keduanya bisa berpotensi memperpanjang durasi dari gelombang 4 di Indonesia.
Kewaspadaan perlu dilakukan seluruh pihak pada kejadian orang tanpa gejala (OTG) atau asimptomatis yang saat ini terdeteksi mencapai 80 persen dari total pasien yang terinfeksi di Indonesia.
"Masalahnya saat ini, setidaknya 60 persen dari kasus transmisi atau penularan itu terjadi dari kasus yang tidak bergejala. Ini yang harus diwaspadai," ucapnya.
Editor: Iswara N Raditya