Menuju konten utama

Update Corona Indonesia & Dunia Sore Ini: 6 Ribu Kasus Baru di RI

Update terbaru kasus corona di Indonesia dan dunia sore ini, Senin, 15 Februari 2021 pukul 15.00 WIB.

Update Corona Indonesia & Dunia Sore Ini: 6 Ribu Kasus Baru di RI
Calon penumpang kereta api melakukan tes deteksi COVID-19 dengan metode GeNose C19 di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, Jawa Timur, Senin (15/2/2021). ANTARA FOTO/Didik Suhartono/rwa.

tirto.id - Angka kasus corona di seluruh dunia terus meningkat dari hari ke hari. Menurut data terakhir dari situs Worldometers, Senin (15/2) pukul 15.00 WIB, angka kasus global telah mencapai 109,390,606 dengan 2,411,502 kematian.

Jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 yaitu sebanyak 81,484,415 dan kasus aktif saat ini berjumlah 25,343,237.

Amerika Serikat tercatat masih menjadi negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di seluruh dunia, yaitu mencapai 28,261,470 dengan 497,174 kematian.

India yang berada di urutan kedua hari ini mendapat 417 tambahan kasus baru dengan 155,764 kematian. Total kasus di India saat ini mencapai 10,916,580.

Negara ketiga denga kasus tertinggi di dunia yaitu Brasil dengan 9,834,513. Rusia menyusul di urutan ke-4 dengan catatan 4,071,883 kasus.

Selanjutnya, Inggris menyusul dengan 4,038,078 kasus di urutan ke-4 dan Prancis di urutan ke-5 dengan 3,465,163.

Indonesia masih bertahan di urutan ke-19 dunia dengan total kasus mencapai 1,217,468. Menurut data dari laman covid-19.go.id, saat ini ada sebanyak 1,217,468 pasien yang dirawat akibat COVID-19.

Jumlah kematian akibat COVID-19 di Indonesia saat ini mencapai 33.183 orang, dan yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 1.025.273. Per hari ini, Indonesia mendapat tambahan kasus baru sebanyak 6.765.

DKI Jakarta merupakan provinsi dengan kasus terkonfirmasi terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak 303.715, disusul Jawa Barat dengan 170.642 kasus.

Sementara itu, kasus aktif terbanyak saat ini terdapat di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 44.162 pasien.

Rekomendasi masker jelang 1 tahun Pandemi COVID-19

Pemakaian dua masker baru-baru ini telah disarankan oleh para pakar kesehatan, karena varian baru virus corona lebih mudah menyebar daripada versi virus sebelumnya.

Sebagian mereka berpendapat, orang sebaiknya mengenakan masker bedah, atau masker kain setelah masker bedah atau masker N95 yang dipakai dengan baik.

Ketua Terpilih PB IDI sekaligus Ketua Tim Mitigasi COVID-19 PB IDI, Dr. Muhammad Adib Khumaidi saat ini tidak merekomendasikan masker kain karena ketiadaan fungsi filtrasi.

"Kami tidak merekomendasikan masker kain karena fungsi untuk filternya tidak ada. (Kita) harus melihat kondisi di mana kita berada, kalau sebagai tenaga medis memang disarankan N95. Ini pun tidak boleh dipakai terus menerus," ujar dia dalam sebuah webinar yang digelar Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Jumat (5/2) malam, seperti dilansir Antara.

Adib mengingatkan, masker bedah ataupun N95 sebaiknya tidak digunakan lebih dari 4-5 jam karena fungsi perlindungannya bisa menurun seiring waktu pemakaian. Masker menghalangi partikel air liur yang keluar dari mulut dan hidung.

Partikel-partikel ini dapat membawa virus SARS-CoV-2 dari satu orang ke orang lain, jadi memakai masker membantu untuk menghentikan penularan itu.

Dari sisi perlindungan, N95 diketahui lebih baik memblokir setidaknya 95 persen partikel kecil di udara, termasuk partikel berdiameter tiga persepuluh mikron, menurut Scientific American.

Masker kain melindungi orang lain dengan menjaga partikel-partikel itu keluar dari udara sekaligus melindungi pemakainya agar tetesan infeksi di udara tidak mencapai hidung atau mulut.

Sementara itu, masker bedah memblokir lebih sedikit partikel terkecil, tetapi menawarkan lebih banyak perlindungan bagi pemakainya daripada masker kain satu lapis, menurut tinjauan studi dalam jurnal The Lancet pada Juni 2020.

Ketua Umum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) sekaligus epidemiolog Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ridwan Amiruddin mengatakan, pada prinsipnya mengenakan masker kain tiga lapis (dengan tingkat kerapatan benang tinggi) tidak salah.

Dalam beberapa kasus, masker kain berkualitas lebih tinggi ini dapat menyaring hampir 50 persen partikel halus yang berdiameter kurang dari 1 mikron.

Virus corona sendiri berdiameter sekitar 0,1 mikron dan dapat dibawa dalam aerosol yang berukuran lebih kecil dari 5 mikron dan tetesan yang lebih besar.

Untuk masyarakat umum, menempatkan masker kain setelah masker bedah mungkin merupakan pilihan terbaik, menurut Popular Science.

Baca juga artikel terkait UPDATE CORONA atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH