tirto.id - Kasus virus corona COVID-19 di Indonesia telah menyebar hingga ke 20 provinsi, menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan hingga Minggu (22/3/2020). Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia, menurut catatan Kemenkes adalah 514 orang positif, 29 orang sembuh, dan 48 orang meninggal dunia, hingga Senin (23/3/2020) pukul 09.00 WIB.
Berikut ini persebaran 514 kasus positif virus corona COVID-19 di 20 provinsi di Indonesia:
1. Bali: 3 kasus (2 meninggal)
2. Banten: 47 kasus (3 meninggal)
3. DI Yogyakarta: 5 kasus
4. DKI Jakarta: 307 kasus (29 meninggal)
5. Jawa Barat: 59 kasus (9 meninggal)
6. Jawa Tengah: 15 kasus (3 meninggal)
7. Jawa Timur: 41 kasus (1 meninggal)
8. Kalimantan Barat: 2 kasus
9. Kalimantan Timur: 9 kasus
10. Kalimantan Tengah: 2 kasus
11. Kalimantan Selatan: 1 kasus
12. Kepulauan Riau: 4 kasus
13. Sulawesi Utara: 1 kasus
14. Sumatera Utara: 2 kasus (1 meninggal)
15. Sulawesi Tenggara: 3 kasus
16. Sulawesi Selatan: 2 kasus
17. Lampung: 1 kasus
18. Riau: 1 kasus
19. Maluku: 1 kasus
20. Papua: 2 kasus
21. Dalam proses verifikasi di lapangan: 6 kasus.
Untuk menghambat laju penambahan kasus positif COVID-19, Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, kembali mengingatkan agar masyarakat melaksanakan kebijakan pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan menjaga kesehatan. Hal ini merupakan langkah efektif untuk menghambat penyebaran COVID19.
"Kembali lagi bahwa menghindari, meminimalkan, membatasi kontak ini merupakan cara yang paling baik. Yang kedua Jaga imunitas masing-masing agar tetap sehat, agar tetap bisa melaksanakan aktivitas ringan dirumah, karena bukan dimaknai bahwa bekerja dari rumah artinya tidak melakukan aktivitas apapun," ujar Achmad.
Achmad menyatakan, tak hanya kelompok usia lanjut maupun mereka yang memiliki penyakit penyerta saja yang berpotensi terjangkit COVID-19, kelompok usia muda dengan imunitas yang bagus pun juga rawan tertular, bahkan gejalanya sangat minim.
"Data yang kita miliki dan data secara global, memang pada kelompok usia muda memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, namun harus dipastikan bahwa bukan berarti kelompok muda ini bisa terkena, bisa terkena dan tanpa gejala," kata Achmad.
Tanpa gejala inilah yang menjadi salah satu faktor penyebaran yang semakin cepat. Pasalnya yang bersangkutan tidak menyadari telah terjangkit Covid-19 dan tidak melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Inilah menjadi hal yang mendasar sehingga persebarannya semakin cepat. Apabila ini menular ke saudara-saudara kita yang usianya lebih tua dan rawan maka ini akan menjadi masalah yang serius untuk keluarga kita," jelasnya.
Pihaknya meminta agar kelompok muda memahami benar risiko ini sehingga upaya pencegahan terhadap penularan dan penyebaran bisa terus dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan.
"Meskipun masih merasa muda masih merasa kuat, perhatikan betul bahwa kita menjadi salah satu sumber penularan bagi keluarga kita," katanya.
Yuri mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama, berkomitmen penuh melaksanakan imbauan pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.
“Oleh karena itu patuhi benar imbauan dari pemerintah untuk lebih banyak di rumah dan semaksimal mungkin tidak keluar rumah, ini yang menjadi penting untuk melakukan pencegahan,” ujarnya.
Editor: Agung DH