tirto.id - Jumlah kasus positif virus Corona di dunia dari hari ke hari terus mengalami peningkatan dan belum menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik meskipun vaksin sudah mulai diluncurkan.
Dikutip Worldometers, Selasa (8/12/2020) pagi, jumlah positif Corona di dunia secara kumulatif mencapai 67.927.554 kasus. Dari jumlah tersebut, 1.549.807 orang meninggal dunia dan yang berhasil sembuh sebanyak 46.999.361 pasien.
Per hari ini, ada tambahan kasus sebanyak 526.944 orang dan jumlah yang meninggal dunia bertambah 8.104 orang.
Tercatat ada 19.378.386 kasus aktif pada hari ini dengan rincian 19.272.126 orang (99.5%) dalam kondisi ringan dan 106.260 orang (0.5%) berada dalam kondisi serius atau kritis.
10 Negara dengan Kasus Corona Terbanyak di Dunia
Berikut ini 10 negara teratas dengan kasus positif Corona terbanyak di dunia.
1. Amerika Serikat: 15.368.781 kasus, 290.443 orang meninggal dunia, dan 8.982.246 pasien berhasil sembuh.
2. India: 9.703.908 kasus, 140.994 orang meninggal dunia, dan 9.177.645 pasien berhasil sembuh.
3. Brasil: 6.628.065 kasus, 177.388 orang meninggal dunia, dan 5.801.067 pasien berhasil sembuh.
4. Rusia: 2.488.912 kasus, 43.597 orang meninggal dunia, dan 1.956.588 pasien berhasil sembuh.
5. Prancis: 2.295.908 kasus, 55.521 orang meninggal dunia, dan 170.285 pasien berhasil sembuh.
6. Italia: 1.742.557 kasus, 60.606 orang meninggal dunia, dan 933.132 pasien berhasil sembuh.
7. Inggris: 1.737.960 kasus dan 61.434 orang meninggal dunia.
8. Spanyol: 1.715.700 kasus dan 46.646 orang meninggal dunia,
9. Argentina: 1.466.309 kasus, 39.888 orang meninggal dunia, dan 1.300.696 pasien berhasil sembuh.
10. Kolombia: 1.377.100 kasus, 37.995 orang meninggal dunia, dan 1.267.595 pasien berhasil sembuh.
Indonesia hari ini berada di posisi ke-20 dengan jumlah kasus terkonfirmasi 581.550 (ada tambahan kasus 5.754 orang hari ini), 17.867 orang meninggal dunia (bertambah 127), dan pasien yang berhasil sembuh 479.202 orang.
Pesan WHO Terbaru Soal COVID-19
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam keterangan terbarunya menyatakan, ratusan studi seroprevalensi telah dilakukan di seluruh dunia, yang bervariasi dalam kualitas, metode, dan jenis tes yang digunakan.
"Terlepas dari keterbatasan mereka, hasilnya cukup konsisten: mereka memberi tahu kami bahwa sebagian besar populasi dunia tetap rentan terhadap infeksi virus COVID-19," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Tedros mengatakan, studi seroprevalensi yang dilakukan ini dapat membantu untuk memahami berapa lama kekebalan dari infeksi alami bertahan, yang juga dapat membantu pula untuk memahami berapa lama kekebalan dari vaksinasi dapat bertahan.
"Karena negara-negara berencana untuk meluncurkan vaksin dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, kami mendesak mereka untuk memprioritaskan vaksinasi bagi mereka yang paling membutuhkan, berdasarkan pada Kerangka Nilai dan Peta Jalan Prioritas Populasi yang dikeluarkan oleh Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi WHO," tandas Tedros.
Editor: Agung DH