tirto.id - Update Corona dunia hari ini, 28 Januari 2022 kembali melaporkan kasus positif, kasus kematian, kasus kesembuhan, hingga perkembangan Omicron terbaru.
Data Worldometers hingga Jumat (28/1/2022) per pukul 05.57 WIB melaporkan, jumlah kasus positif Covid-19 secara global mencapai 366.314.602 setelah mendapat tambahan kasus baru harian 3.232.226 dalam 24 jam terakhir.
Dari jumlah itu, kasus kematian tercatat sebanyak 5.655.039 orang, dan pasien yang sembuh menjadi 289.551.947 orang, serta 71.107.616 kasus aktif.
Berikut ini data 10 negara dengan kasus Corona terbanyak di dunia pada hari ini:
- Amerika Serikat: 74.568.431 kasus positif, 901.569 kematian, 45.569.419 pasien sembuh, dan kasus aktif 28.097.443.
- India: 40.620.197 kasus positif, 492.356 kematian, 37.677.328 pasien sembuh, dan kasus aktif 2.450.513.
- Brasil: 24.764.838 kasus positif, 625.085 kematian, 22.036.168 pasien sembuh, dan kasus aktif 2.103.585.
- Prancis: 18.122.724 kasus positif, 130.015 kematian, 11.381.705 pasien sembuh, dan kasus aktif 6.611.004.
- Inggris: 16.245.474 kasus positif, 155.040 kematian, 12.961.845 pasien sembuh, dan kasus aktif 3.128.589.
- Rusia: 11.404.617 kasus positif, 328.770 kematian, 10.129.691 pasien sembuh, dan kasus aktif 946.156.
- Turki: 11.250.107 kasus positif, 86.661 kematian, 10.567.427 pasien sembuh, dan kasus aktif 596.019
- Italia: 10.539.601 kasus positif, 145.159 kematian, 7.687.989 pasien sembuh, dan kasus aktif 2.706.453
- Spanyol: 9.660.208 kasus positif, 92.767 kematian, 5.786.381 pasien sembuh, dan kasus aktif 3.781.060
- Jerman: 9.334.637 kasus positif, 118.065 kematian, 7.443.300 pasien sembuh, dan kasus aktif 1.773.272.
Update Covid-19 & Omicron Indonesia
Indonesia masih ada di posisi 18 dunia dengan kasus Corona terbanyak, yakni total 4.309.270 kasus positif.
Data resmi Satgas Covid-19 hingga Kamis kemarin, 27 Januari 2022 menyebutkan, jumlah itu diperoleh setelah ada tambahan 8.077 kasus baru harian, yang didominasi varian Omicron.
Untuk kasus kematian terdapat tambahan 7 orang, sehingga membuat total yang meninggal dunia menjadi 144.261 jiwa.
Pasien juga bertambah 1.643 orang, yang menjadikan total kesembuhan 4.129.305 pasien, serta tersisa 35.704 kasus aktif di seluruh wilayah Tanah Air.
Saat ini para ilmuwan menyatakan bahwa telah ditemukan subvarian dari Omicron yang merupakan mutasi dari COVID-19. Subvarian ini dikhawatirkan karena sulit terdeteksi sehingga dapat terdeteksi sebagai varian lain.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan, varian Omicron sendiri berdasarkan susunan genetiknya di kategorisasi menjadi B11529, BA1, BA2 dan BA3.
"Khususnya Omicron BA2 tengah menjadi perhatian karena memiliki mutasi yang dapat menyebabkan perbedaan hasil PCR," paparnya.
Lebih jelasnya, pada Omicron lainnya, adanya mutasi berupa hilangnya susunan tertentu pada Gen S dapat memunculkan deteksi gen lainnya.
Namun, gen S tidak terdeteksi (SGTF) pada tes PCR. Sedangkan pada Omicron BA2, susunan ini tidak hilang sehingga PCR tidak memunculkan hasil SGTF atau hasilnya sama dengan varian lain yang bukan Omicron.
"Padahal BA2 merupakan salah satu jenis Omicron," imbuh Wiku.
Hingga Rabu (26/1), jumlah pasien Omicron yang dirawat di seluruh rumah sakit di Indonesia mencapai 7.688 orang dari total ketersediaan tempat tidur isolasi mencapai 80 ribu unit.
"Omicron sudah masuk ke Indonesia dan penularan lokal juga sudah terjadi. Sama juga dengan negara-negara lain, kita harus menghadapi Omicron ini," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin seperti dilansir Antara.
Sementara jumlah kasus meninggal akibat varian Omicron di Indonesia hingga kemarin (26/1/2022) berjumlah total tiga jiwa yang seluruhnya kelompok lanjut usia (lansia).
"Dari tiga yang meninggal ada satu yang belum menerima vaksin COVID-19," terang Menkes.
Update Omicron Dunia
Moderna memulai uji coba untuk suntikan booster khusus Omicron
Moderna Inc (MRNA.O) mengumumkan pada hari Rabu bahwa pihaknya telah memulai studi tahap menengah, menguji dosis booster vaksin COVID-19 yang dirancang khusus untuk menargetkan varian virus corona Omicron, sehari setelah saingannya, Pfizer Inc (PFE.N) meluncurkan. percobaan serupa.
Moderna mengklaim, sementara suntikan ketiga dari vaksin virus corona aslinya meningkatkan antibodi penetralisir terhadap varian pada dosis yang lebih rendah, levelnya menurun enam bulan setelah dosis booster diberikan, demikian seperti diwartakan Reuters.
Namun, antibodi penetralisir tetap dapat dideteksi pada semua peserta, kata Moderna.
Sementara penelitian telah menunjukkan bahwa Omicron menghasilkan COVID-19 yang tidak terlalu parah daripada yang terlihat selama gelombang sebelumnya, varian ini dengan cepat menjadi dominan di banyak bagian dunia, meningkatkan infeksi dan membebani sistem perawatan kesehatan.
Di Amerika Serikat, varian saat ini menyumbang 99,9% dari kasus COVID-19.
Moderna menyatakan akan mempelajari booster khusus Omicron pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.
Pengujian booster akan dilakukan pada individu yang hanya menerima seri utama dua dosis dari vaksin asli Moderna, mRNA-1273, dan juga pada mereka yang menerima seri primer dan dosis booster dari vaksin yang sama.
Moderna berencana untuk mendaftarkan sekitar 300 peserta di masing-masing dari dua kelompok dalam penelitian ini.
Tiga penelitian, yang dipimpin oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S. telah menunjukkan bahwa dosis ketiga vaksin mRNA, seperti vaksin dari Pfizer dan Moderna, adalah kunci untuk memerangi varian Omicron.
Beberapa negara sudah mulai menawarkan dosis booster tambahan, tetapi penelitian terbaru dari Israel menunjukkan bahwa sementara dosis keempat vaksin mRNA meningkatkan antibodi, levelnya tidak cukup tinggi untuk mencegah infeksi Omicron.
Editor: Iswara N Raditya