tirto.id - Kasus Corona di Dunia masih terus mengalami peningkatan, apalagi setelah munculnya varian Omicron, di mana beberapa waktu belakangan mengalami tren penurunan, saat ini menjadi naik lagi.
Dilansir Worldometers, Kamis, 27 Januari 2022 pukul 09.05 WIB, data kasus Corona secara global telah mencapai 362.935.568 kasus positif.
Dari jumlah itu, 5.645.160 orang dinyatakan meninggal dunia, dan pasien sembuh menjadi 286.838.189 orang, serta kasus aktif sebanyak 70.452.219 yang didominasi oleh varian Omicron.
Berikut daata 10 negara dengan kasus Corona terbanyak di dunia pada hari ini:
1. Amerika Serikat: 74.176.403 kasus positif, 898.680 kasus kematian, 45.421.318 pasien sembuh, dan 27.856.405 kasus aktif.
2. India: 40.369.585 kasus positif, 491.729 kasus kematian, 37.665.744 pasien sembuh, dan 2.212.112 kasus aktif.
3. Brasil: 24.553.950 kasus positif, 624.507 kasus kematian, 22.036.168 pasien sembuh, dan 1.893.275 kasus aktif.
4. Prancis: 17.730.556 kasus positif, 129.747 kasus kematian, 11.053.749 pasien sembuh, dan 6.547.060 kasus aktif.
5. Inggris: 16.149.319 kasus positif, 154.702 kasus kematian, 12.781.312 pasien sembuh, dan 3.213.305 kasus aktif.
6. Rusia: 11.315.801 kasus positif, 328.105 kasus kematian, 10.099.937 pasien sembuh, dan 887.759 kasus aktif.
7. Turki: 11.167.927 kasus positif, 86.487 kasus kematian, 10.484.202 pasien sembuh, dan 597.238 kasus aktif.
8. Italia: 10.383.561 kasus positif, 144.770 kasus kematian, 7.522.210 pasien sembuh, dan 2.716.581 kasus aktif.
9. Spanyol: 9.529.320 kasus positif, 92.591 kasus kematian, 5.732.941 pasien sembuh, dan 3.703.788 kasus aktif.
10. Jerman: 9.145.274 kasus positif, 117.883 kasus kematian, 7.387.800 pasien sembuh, dan 1.639.591 kasus aktif.
Update Covid-19 & Omicron Indonesia
Indonesia masih menempati urutan ke-16 dunia dengan kasus Corona terbanyak di dunia, yakni total 4.301.193 kasus positif.
Untuk kasus harian, berdasarkan data Satgas Covid-19 hingga Rabu kemarin (26/1/2022), kasus harian mengalami peningkatan yang cukup banyak, yaitu 7.010 kasus baru dalam sehari terakhir.
Angka kematian bertambah 7 orang, di mana jumlahnya menjadi 144.254 kasus meninggal dunia hingga saat ini.
Sementara pasien yang sembuh juga mengalami penambahan 2.582 kasus, yang totalnya menjadi 4.127.662 kasus kesembuhan, serta kasus aktif di Tanah Air tersisa 29.277, dengan 250 orang kondisinya kritis atau serius.
Kasus Omicron (B.1.1.529), varian baru Covid-19 di Indonesia pada Rabu, 26 Januari 2022 telah mencapai 1.755 kasus, menurut data GISAID.
GISAID mencatat, kasus Omicron di Indonesia mengalami tambahan 90 kasus dibanding hari sebelumnya.
Saat ini, laporan yang ada mencatat kasus di Indonesia tumbuh 100,11 persen dalam waktu seminggu.
Update Omicron Dunia
Omicron Diprediksi Kuasai Separuh Dunia dalam Sebulan Terakhir
Seperti dikutip situs Fortune, separuh dunia diperkirakan akan memiliki varian Omicron dalam waktu satu bulan.
Sebelumnya, WHO juga memperingatkan 'berbahaya' untuk menganggap Omicron adalah akhir dari pandemi
Lonjakan global tanpa henti dari varian virus corona Omicron dapat menginfeksi setengah dari populasi dunia pada Maret 2022, menurut seorang ilmuwan terkemuka yang menulis dalam jurnal medis utama.
Dalam sebuah komentar yang diterbitkan dalam jurnal medis peer-review The Lancet, Dr. Christopher Murray, direktur Institute for Health Metrics and Evaluation, menguraikan prediksinya untuk beberapa bulan ke depan: bahwa penularan Omicron dan di mana-mana akan menginfeksi begitu banyak orang sehingga pemerintah akan mengevaluasi kembali bagaimana bereaksi terhadap virus.
Sementara gelombang COVID-19 sebelumnya membutuhkan dua hingga tiga bulan untuk menyebar melalui komunitas dan mencapai puncaknya sebelum infeksi mulai turun, Dr. Murray menunjukkan bahwa puncak Omicron cenderung terjadi tiga hingga lima minggu setelah penyebaran komunitas pertama kali terdeteksi.
Hal ini dapat membuat banyak tindakan pandemi yang sebelumnya dapat diandalkan menjadi kurang efektif di bawah Omicron, karena gelombang mungkin telah berlalu saat solusi ini ditingkatkan.
“Intensitas penularan omicron sangat tinggi sehingga tindakan kebijakan misalnya, meningkatkan penggunaan masker, memperluas cakupan vaksinasi pada orang yang belum divaksinasi, atau memberikan dosis ketiga vaksin COVID-19—yang dilakukan dalam beberapa minggu ke depan akan dampak terbatas pada jalannya gelombang Omicron,” tulis Dr. Murray,.
Ia juga menambahkan bahwa pada saat intervensi ini ditingkatkan, gelombang omicron sebagian besar akan berakhir.
Hanya di negara-negara di mana gelombang Omicron belum dimulai, langkah-langkah seperti masker dan mandat vaksin dapat diterapkan tepat waktu untuk memberikan dampak yang substansial.
Tetapi penyebaran Omicron di seluruh dunia telah menjadi begitu meluas sehingga hanya ada sedikit dari mereka yang tersisa.
Editor: Iswara N Raditya