tirto.id - Angka kasus corona COVID-19 terus meningkat di seluruh dunia. Menurut laporan dari laman Worldometers secara real time, hingga Selasa (19/1/2021) pukul 16.17 WIB, total jumlah kasus secara global telah menembus angka 96,051,820.
Orang yang meninggal dunia karena COVID-19 di seluruh dunia saat ini sudah sebanyak 2,050,554 jiwa, dan yang dinyatakan sembuh ada 68,718,123 orang. Kasus aktif saat ini sebanyak 25,283,143.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi di dunia, yaitu 24,626,441 kasus dan 408,623 kematian.
Negara kedua kasus tertinggi corona yaitu India dengan 10,582,647, selanjutnya Brasil dengan 8,512,238.
Rusia per hari ini mendapatkan tambahan kasus baru sebanyak 21,734 dan 586 kematian baru. Total kasus di Rusia tercatat sebanyak 3,612,800.
Inggris berada di urutan ke-4 dengan jumlah kasus sebanyak 3,433,494, disusul Prancis dengan 2,914,725 kasus.
Sementra itu, Indonesia saat ini berada di urutan ke-20 dengan 917,015 kasus. Total kematian akibat corona yaitu 26,282 dan yang dinyatakan sembuh sebanyak 745,935. Kasus aktif ada sebanyak 144,798.
Efek samping umum setelah divaksinasi
Vaksinasi COVID-19 telah dimulai di Indonesia sejak 13 Januari 2021. Adapun vaksin yang digunakan dan diberikan gratis kepada masyarakat adalah vaksin Sinovac produksi Sinovac Biotech China Beijing, Cina.
Vaksin ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi mengatasi pandemi COVID-19. Vaksin diklaim aman dan ampuh sejak dari proses pengembangannya, sehingga memiliki manfaat yang jauh lebih besar daripada efek samping yang ditimbulkan.
Sebelumnya, beredar berbagai informasi yang menimbulkan kekhawatiran di masyarakat terkait efek samping vaksin, salah satunya yaitu dapat menyebabkan kemandulan. Namun, para pakar kesehatan telah membantah dan menyatakan bahwa informasi tersebut menyesatkan atau tidak benar.
Kebanyakan orang tidak mengalami efek samping yang serius dari vaksin. Efek samping yang paling umum seperti nyeri di tempat suntikan biasanya ringan dan cepat hilang dengan sendirinya.
Demikian menurut laman Vaccines.gov. Lalu, seperti apa efek samping yang mungkin akan timbul setelah disuntik vaksin COVID-19? Dokter spesialis penyakit paru Jafar Abunasser, MD, kepada Clevelandclinic menceritakan pengalamannya mendapatkan vaksin COVID-19.
Dr. Abunasser mengatakan bahwa efek samping paling umum terjadi adalah nyeri di lengan setelah disuntik. Nyeri tersebut berasal dari jarum, bukan dari vaksin. Nyeri akan hilang dalam sekitar satu hari atau lebih.
Mengenai efek samping dari vaksin, dia menyatakan bahwa beberapa orang pernah mengalami sakit kepala, kelelahan, nyeri otot atau demam ringan.
“Meskipun gejala-gejala ini jelas mengganggu, sebenarnya itu adalah kabar baik karena menunjukkan bahwa sistem kekebalan Anda bekerja. Itu adalah tanda bahwa sistem kekebalan Anda diaktifkan dan memproduksi antibodi. Itu hal yang baik untuk diketahui," kata Abunasser.
Berikut ini adalah efek samping umum dari vaksinasi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC):
Di lengan tempat Anda mendapat suntikan:
- Rasa sakit.
- Pembengkakan.
Di seluruh tubuh Anda:
- Demam.
- Panas dingin.
- Kelelahan.
- Sakit kepala.
Jika rasa nyeri yang timbul menyebabkan ketidaknyamanan, CDC merekomendasikan untuk bertanya kepada dokter Anda tentang pilihan pengobatan yang dijual bebas.
- Kemerahan atau nyeri di tempat Anda mendapatkan suntikan meningkat setelah 24 jam.
- Efek samping Anda mengkhawatirkan Anda atau sepertinya tidak akan hilang setelah beberapa hari.
Untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat demam, CDC merekomendasikan:
- Minum banyak cairan.
- Berpakaian ringan atau tipis
Dan untuk membantu mengatasi rasa sakit atau bengkak di lengan Anda akibat suntikan:
- Oleskan waslap bersih, dingin, dan basah ke area tersebut.
- Gunakan atau latih lengan Anda.
- Sebagian besar, Anda dapat menjalani hari Anda seperti biasa setelah vaksinasi COVID-19. Namun jika Anda mulai merasakan efeknya, tak ada salahnya Anda beristirahat sejenak dan merawat diri sendiri.
Editor: Agung DH