Menuju konten utama

Upah Buruh Tani Naik 0,55 Persen pada Februari 2017

BPS mencatat upah buruh tani naik sebesar 0,55 persen pada Februari 2017. Kenaikan kecil itu dipengaruhi inflasi pedesaan yang mencapai 0,38 persen.

Upah Buruh Tani Naik 0,55 Persen pada Februari 2017
Sejumlah buruh tani menanam padi di salah satu lahan pertanian di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (25/1). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata upah nominal buruh tani pada Desember 2016 naik sebesar 0,23 persen dari Rp48.517 per hari menjadi Rp48.627 per hari, sementara upah riil turun sebesar 0,19 persen dari Rp37.142 per hari menjadi Rp37.072 per hari. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat upah nominal harian buruh tani dan buruh bangunan pada Februari 2017 mengalami kenaikan terhadap Januari 2017. Besar kenaikan sebesar 0,55 persen tersebut mencapai Rp49.268,00 dari yang sebelumnya, Rp49.000,00 per hari.

Kenaikan juga terjadi pada upah riil. Meski begitu, kenaikan yang dialami upah riil hanya 0,16 persen, dari yang tadinya Rp37.064 per hari menjadi 37.125,00. Lebih kecilnya kenaikan itu rupanya dipengaruhi faktor inflasi pedesaan yang berlangsung pada Februari 2017. “Inflasi pedesaannya 0,38 persen,” kata Ketua BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di kantor BPS Jakarta, Rabu (15/3/2017).

Tak hanya dialami buruh tani, rata-rata upah nominal harian buruh bangunan pada Februari 2017 juga naik 0,27 persen dibandingkan upah pada Januari 2017. Jumlahnya naik dari Rp83.432,00 menjadi Rp 83.657,00 per harinya. Sementara untuk upah riil buruh bangunan naik sebesar 0,04 persen.

“Naiknya dari Rp65.211,00 per hari di Januari 2017, jadi Rp65.235 per hari di Februari 2017,” kata Suhariyanto lagi.

Perubahan upah riil sendiri menggambarkan perubahan daya beli dari pendapatan yang diterima buruh itu sendiri. Apabila semakin tinggi upah riil yang didapat, maka itu berarti daya beli upah buruh juga semakin tinggi, dan begitu juga sebaliknya.

Suhariyanto juga mengungkapkan upah buruh potong rambut wanita dan asisten rumah tangga pun mengalami kenaikan. Menurut data yang diperoleh BPS, rata-rata upah nominal bagi buruh potong rambut wanita di Februari 2017 mengalami kenaikan dibandingkan saat Januari 2017. Kenaikan itu sebesar 0,42 persen, dari Rp25.152,00 menjadi Rp25.258,00. Sedangkan upah riil yang diterimanya naik sebesar 0,19 persen, yakni dari Rp19.660,00 menjadi Rp19.696,00.

Adapun persentase kenaikan upah nominal lebih besar dialami oleh asisten rumah tangga. Dari Januari 2017 ke Februari 2017 terjadi kenaikan sebesar 0,92 persen, yakni dari Rp 367.465,00 menjadi Rp370.846,00. Sedangkan apabila membandingkan upah riil dari Februari 2017 dengan Januari 2017, naiknya sebesar 0,68 persen, dari Rp287.217,00 menjadi Rp289.181,00.

Data terbaru dari BPS ini masih sama dengan kondisi upah buruh di Januari 2017 yang diumumkan pada pertengahan Februari 2017 lalu. Seperti diungkapkan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, pada 19 Februari lalu, faktor dominan yang menggerus upah riil buruh tani saat itu adalah inflasi pedesaan.

Selama Desember 2016 hingga Januari 2017, upah nominal buruh tani meningkat sebesar 0,77 persen serta mengalami inflasi yang mencapai 0,97 persen. “Harga beras sepanjang 2016 juga stagnan sehingga berpengaruh kepada pendapatan petani dan buruh tani,” ucap Sasmito kala itu.

Baca juga artikel terkait BPS atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Agung DH