tirto.id - Politisi Golkar Nusron Wahid berusaha menggalang dukungan dari warga Madura di DKI Jakarta. Warga Nahdliyin itu menghadiri Pengajian Umum Peringatan Rajabiyah bersama warga Madura se-DKI Jakarta di Jalan Talang, Jakarta, Minggu (2/4/2017).
Selain Nusron, KH Imam Buchori Cholil--cucu Mbah Cholil Bangkalan yang merupakan penggagas Nahdlatul Ulama (NU) bersama KH Hasyim Asyari--juga hadir dalam pengajian tersebut.
Perwakilan warga Madura KH Ibnu Hazen dalam sambutannya mengatakan, bulan Rajab sangat istimewa salah satunya dengan membaca salawat seperti dibacakan jemaah warga Madura dalam peringatan Rajaban kali ini. Menurut ulama Madura ini silaturahim manfaatnya sangat banyak. Salah satunya panjang umur, menambah rejeki, dan kesehatan.
Ibnu menambahkan, saling menghujat saat ini banyak terjadi apalagi dalam pilkada DKI Jakarta. Bahkan ada yang memutus silaturahim, padahal itu yang dibenci dan dilaknat oleh Allah SWT.
"Kalau pilih nomor dua, jangan takut dikafirkan. Sebab itu hak prerogatif Allah SWT dan enggak boleh mengkafirkan. Enggak boleh saling mengkafirkan emangnya surga punya nenek moyang mereka," kata Ustadz Ibnu sebagaimana dikutip Antara, Senin (4/3/2017).
Ustadz Ibnu mengaku terpanggil menyampaikan program Ahok-Djarot karena walaupun memang bukan orang muslim tapi programnya lebih NU dari orang NU.
Nusron sendiri dalam pengajian itu mengatakan bahwa warga Madura di DKI Jakarta sebaiknya memilih Ahok-Djarot pada Pilkada DKI putaran kedua 19 April 2017.
"Datanya kan ada sekitar 200 ribu warga Madura di DKI Jakarta. Diharapkan mayoritas warga Madura di DKI Jakarta bisa memilih pasangan Basuki-Djarot pada Pilkada DKI putaran kedua 19 April mendatang," kata Nusron dalam keterangan tertulis.
Nusron beralasan banyak program yang dijalankan Basuki-Djarot cocok dengan warga Madura yang dikenal sangat islami. Misalnya memberikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Santri khusus bagi warga DKI Jakarta yang ingin mondok di Jawa dan daerah lainnya.
"Jadi KJP Santri ini diperuntukkan bagi orang Jakarta yang ingin mengirim anaknya menjadi santri di Jawa Timur, Madura, Jawa Tengah, Jawa Barat dan daerah lainnya akan tetap dapat KJP dari Jakarta," jelas Nusron.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH