Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Uji Klinis Sinovac di RI: Efikasi 65,3%, di Bawah Turki & Brazil

Hasil analisis terhadap efikasi vaksin Sinovac di Indonesia adalah 65,3%, lebih rendah dibanding efikasi di Turki 91,25% dan di Brazil 75%.

Uji Klinis Sinovac di RI: Efikasi 65,3%, di Bawah Turki & Brazil
Petugas bandara membawa vaksin COVID-19 Sinovac saat bongkar muatan dari pesawat di Bandara Depati Amir, Pangkalan Baru, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (5/1/2021). ANTARA FOTO/Anindira Kintara/Lmo/rwa.

tirto.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin darurat penggunaan vaksin COVID-19 Sinovac di Indonesia setelah selesai dilakukan uji fase tiga di Bandung. Namun hasil uji menunjukkan efikasi lebih rendah dibandingkan uji di Turki dan Brazil.

“Hasil analisis terhadap efikasi vaksin CoronaVac [vaksin produksi Sinovac] dari uji klinis di Bandung menunjukkan 65,3 persen dan berdasarkan laporan efikasi di Turki 91,25 serta di Brazil 75 persen,” kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam siaran pers daring, Senin (11/1/2020).

Efikasi vaksin adalah kemampuan vaksin untuk memberikan manfaat bagi individu yang diberi imunisasi. Dengan kata lain, kata Penny, mampu untuk menurunkan kejadian penyakit COVID-19 hingga 65,3 persen.

Perbedaan tingkat efikasi di Indonesia dengan Turki dan Brazil ini, menurut Penny, dipengaruhi beberapa faktor di antaranya mengenai jumlah subjek yang diteliti dan profil subjek. Dalam uji klinis fase tiga di Bandung dilakukan terhadap 1.600 subjek dengan profil beragam.

Penny mengakui jumlah itu jauh lebih sedikit sebab di Turki dilakukan terhadap 7.000 subjek dan di Brazil 13.000 subjek.

“Kemudian di Brazil dan Turki profil subjek mereka fokus pada tenaga kesehatan. Ditambah di Brazil itu pandeminya sangat intensif sekali. Dan mungkin dikaitkan dengan kedisiplinan mereka pemakain masker berbeda dengan di Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (8/1/2020).

Dengan profil tenaga kesehatan yang lebih berisiko dan jumlah subjek yang lebih banyak tersebut, Penny bilang berpengaruh terhadap tingkat efikasi vaksin yang diujikan. Namun ia menjamin bahwa itu tidak mempengaruhi validitas data, sebab uji telah dilakukan dengan metodologi yang saintifik.

Pun demikian, efikasi sebesar 65,3 persen tersebut menurut Penny telah sesuai dengan persyaratan WHO yakni harus di atas 50 persen, sehingga pihaknya telah resmi memberikan izin darurat penggunaan vaksin tersebut.

Baca juga artikel terkait VAKSIN SINOVAC atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz