tirto.id - Chief Executive Officer Twitter Inc. Jack Dorsey mengatakan dalam salah satu cuitannya pada akun Twitternya Kamis waktu setempat (14/4/2016) bahwa perusahaan tersebut telah menunjuk Kathy Chen sebagai Direktur Pelaksana untuk kawasan Cina Raya.
"Selamat datang dari Twitter, @KathyChen2016! Beliau bergabung dengan kita sebagai MD kita untuk China!" cuit Dorsey.
Chen sendiri, yang berdasarkan profil pada akun Twitter-nya diketahui tinggal di Hong Kong, mencuit bahwa dia tengah berusaha menciptakan "nilai lebih untuk perusahaan-perusahaan, para pencipta, para mitra dan para pengembang Cina."
Meskipun diblokir di Cina sejak 2009, Twitter terus merayu perusahaan-perusahaan Cina agar membeli ruang iklan pada layanannya yang digunakan oleh lebih dari 300 juta orang, demikian seperti dikutip oleh kantor berita Antara dari Reuters.
Twitter sedang mengalami masa-masa kebuntuan. Kinerjanya terus turun, harga sahamnya semakin anjlok. Tantangan paling besar Twitter saat ini adalah melipat-gandakan jumlah pengguna.
Menurut data dari eMarketer, pertumbuhan pengguna Twitter pada 2015 hanya 18,5 persen, tidak lebih baik dari tahun sebelumnya yang 24,4 persen. Selain itu, ada faktor eksternal yakni turunnya harga saham-saham sektor teknologi.
Februari silam, Twitter melaporkan pada triwulan pertama tahun ini bahwa pengguna mereka tidak bertumbuh sejak perusahaan tersebut menawarkan sahamnya ke publik.
Per 5 Februari 2016, saham Twitter hanya berharga $15,72 per lembar, atau sekitar Rp214.027. Ini adalah rekor harga penutupan terendah Twitter sejak masuk bursa, lebih rendah dibanding harga awal.
Pada November 2013, ketika pertama kali melantai, harga IPO saham Twitter $26, dan pada hari yang sama, karena tingginya permintaan, ditutup hingga bernilai $44,90 per lembar. Pendapatan iklan perusahaan dengan logo burung tersebut pun bukannya naik, malah selalu turun.