tirto.id - Nikki Haley, ditunjuk oleh presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai duta besar AS untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Padahal, Gubernur South Carolina itu dikenal sebagai sosok yang bersikap kritis terhadap Trump pada masa kampanye serta memiliki sedikit pengalaman dalam hal kebijakan luar negeri.
"Gubernur Haley telah menunjukkan rekam jejak dalam menyatukan rakyat, apapun latar belakang dan dari partai mana pun, untuk menggerakkan kebijakan-kebijakan sangat penting bagi negara bagian [yang dipimpinnya] serta negara kita yang lebih baik," kata presiden dari Partai Republik itu dalam pernyataannya yang disampaikan tim peralihan Trump, Rabu (23/11/2016) waktu setempat.
Haley (44 tahun) adalah anak keluarga imigran India yang aktif menyuarakan toleransi. Ia merupakan anggota Partai Republik yang mengkritik tajam Trump pada masa kampanye terkait pernyataan keras kandidat presiden Partai Republik itu soal imigran ilegal. Trump juga dianggapnya tidak cukup tegas menentang supremasi kulit putih.
Sebagaimana dilaporkan Antara, Kamis (24/11/2016), pemilihan Haley sebagai duta besar kemungkinan ditujukan untuk menangkal kritik terhadap komentar-komentar Trump yang memicu perpecahan menyangkut imigran dan kaum minoritas, juga tuduhan bahwa Trump menujukkan diskriminasi gender pada masa kampanye.
Diberitakan bahwa pada tahun lalu Haley memimpin upaya untuk meniadakan bendera Konfederasi di gedung parlemen negara bagian South Carolina setelah sembilan anggota jemaat gereja terbunuh di Charleston.
Bendera itu merupakan bawaan pasukan Konfederasi properbudakan dalam Perang Saudara AS dan dilihat oleh banyak pihak sebagai simbol rasisme.
Haley juga sempat mengecam Trump antara lain saat kampanye utama presiden Partai Republik berlangsung. Tepatnya, saat Trump tidak menolak dukungan dari kelompok supremasi kulit putih Ku Klux Klan beserta salah satu mantan pemimpinnya, David Duke.
Meski begitu, perempuan yang pernah menjadi anggota parlemen negara bagian sebelum menjadi gubernur tersebut tidak terlalu banyak pengalaman soal kebijakan luar negeri.
Menurut surat kabar harian Charleston, The Post and Courier, pengalaman internasionalnya termasuk merundingkan kesepakatan pembangunan dengan berbagai perusahaan internasional yang ingin melakukan pekerjaan di South Carolina. “Sebagai gubernur, Haley pernah memimpin misi-misi perdagangan ke luar negeri,” menurut laporan ThePost and Courier.
Diketahui bahwa suami Haley, Michael, ditugaskan hampir satu tahun di Afghanistan bersama pasukan Penjaga Nasional South Carolina pada 2013, merupakan pihal yang pertama kali melaporkan soal pemilihan Haley sebagai Dubes AS untuk PBB.
Dengan penunjukan ini, Haley akan menggantikan posisi duta besar pilihan Presiden Barack Obama, Samantha Power, di PBB.
Seperti diketahui, AS merupakan salah satu dari lima negara anggota permanen dengan hak veto di antara 15 anggota Dewan Keamanan PBB. Empat anggota permanen lainnya adalah Rusia, China, Perancis dan Inggris.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari