Menuju konten utama

Toto Riina, Pemimpin Bos Mafia Sisilia Terkejam Wafat di Usia 87

Salah satu mafia yang paling ditakuti di Italia sekaligus pemimpin kuat organisasi Cosa Nostra, Toto Rinna meninggal di rumah sakit sembari menjalani hukuman seumur hidup.

Toto Riina, Pemimpin Bos Mafia Sisilia Terkejam Wafat di Usia 87
Toto Riina, pemimpin bos mafia Sisilia, dikawal oleh polisi para-militer Italia pada January 1996. AP/Gianni Schicchi

tirto.id - Toto Riina, salah satu godfather yang paling ditakuti dalam sejarah mafia Sisilia, telah meninggal dunia di rumah sakit saat menjalani hukuman seumur hidup. Ia divonis bersalah atas perannya sebagai dalang di balik peristiwa berdarah pembunuhan jaksa dan petugas penegak hukum Italia yang berusaha menjatuhkan kelompok mafia Sisilia, Cosa Nostra.

Pemimpin bos mafia yang diperkirakan telah memerintahkan lebih dari 150 pembunuhan itu mengalami koma secara medis akibat obat bius. Kesehatan Riina memburuk usai dua operasi kanker sebelumnya.

Dia meninggal di rumah sakit tahanan di Parma, Italia utara sebelum pukul 04.00 pagi pada Jumat (17/11/2017). Riina tutup usia sehari setelah dia berusia 87 tahun, menurut surat kabar utama negara tersebut dan kantor berita Ansa.

Dijuluki "The Beast" karena kekejamannya, Salvatore "Toto" Riina memimpin sebuah teror selama beberapa dekade setelah menguasai Cosa Nostra di Sisilia pada tahun 1970-an.

Dia terkenal karena pernah memerintahkan pembunuhan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang diculik dalam upaya untuk menghentikan ayahnya mengungkapkan rahasia mafia. Anak laki-laki itu dicekik dan tubuhnya dilarutkan dalam asam. Ketika sesama mafioso menjadi saksi negara atas kasus itu, Riina juga memerintahkan kematian 11 orang keluarga mereka sebagai pembalasan.

Riina kemudian ditangkap pada tahun 1993 berkat rahasia yang dibeberkan seorang saingan mafia. Jaksa lantas menuduhnya mendalangi sebuah strategi, yang dilakukan selama beberapa tahun, untuk membunuh jaksa dan pejabat polisi Italia yang mengejar Cosa Nostra saat dia memegang kendali sebagai pemimpin para bos mafia.

Insiden berdarah itu pada akhirnya menjadi bumerang bagi Cosa Nostra. Setelah bom membunuh dua hakim anti-mafia, Giovanni Falcone dan Paolo Borsellino – dua peristiwa itu hanya terpisah dua bulan pada tahun 1992 – Italia kemudian meningkatkan tindakan kerasnya terhadap mafia Sisilia.

Riina ditangkap di sebuah apartemen di Palermo enam bulan setelah hakim Borsellino dan pengawalnya terbunuh dalam sebuah bom mobil. Penduduk asli Corleone, sebuah kota di puncak bukit Sisilia yang dekat dengan Palermo dan kubu mafia, menolak untuk berkolaborasi dengan penegak hukum setelah Riina ditangkap.

Pada Juli, sebuah pengadilan menolak permintaan keluarga Riina untuk memindahkan mafia tersebut ke tahanan rumah karena kesehatannya. Saat itu dokter mengatakan bahwa mantan bos mafia tersebut dalam kondisi yang baik.

The Guardian melaporkan, Riina telah tertangkap pada penyadapan tahun ini, mengatakan bahwa dia tidak menyesalkan apapun. "Mereka tidak akan pernah menghancurkan saya, bahkan jika mereka menahan saya 3.000 tahun," ucapnya.

"Tuhan telah mengampuninya, sesuatu yang tidak akan kami lakukan," ujar asosiasi para keluarga korban Riina kepada harian Fatto Quotidiano.

Pada Jumat, seorang pastor Corleone mengatakan bahwa dia setuju dengan pihak berwenang gereja di Palermo yang telah memutuskan bahwa Riina tidak akan diberi pemakaman gereja.

"Aku bisa mengerti penderitaan keluarga Riina dengan kehilangan ini.Tapi dia adalah kepala mafia dan tidak ada tanda penyesalan yang datang darinya.Itulah mengapa saya setuju dengan gereja tersebut dengan keputusan untuk tidak merayakan pemakamannya," kata Don Luca Leone, seorang imam di gereja San Leoluca.

Riina, anak seorang petani miskin, lahir pada tanggal 16 November 1930 di Corleone – nama yang juga melekat pada tokoh bos mafia dalam film trilogi Godfather garapan Francis Ford Coppola yang diangkat dari novel karangan Mario Puzo.

Dia masih muda ketika ayah dan saudara laki-lakinya diledakkan dalam percobaan untuk mengambil bubuk mesiu dari bom Amerika yang tidak meledak pada tahun 1943. Pada saat berusia 19, dia telah membunuh korban pertamanya.

Keluarga Riina telah diberi izin oleh kementerian kesehatan Italia pada Kamis (16/11/2017) terkait kunjungan yang langka untuk mengucapkan selamat tinggal.

"Anda bukan Toto Riina untuk saya, Anda hanya ayah saya. Selamat ulang tahun, Ayah, pada hari yang menyedihkan tapi juga penting ini. Aku mencintaimu," ucap salah satu anaknya, Salvatore di Facebook.

Baca juga:Cara Mafia Sisilia Menghabisi Nyawa Musuh dan Pengkhianat

Baca juga artikel terkait BOS MAFIA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Humaniora
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari