tirto.id - Tentara Nasional Indonesia (TNI) tetap mewaspadai peringatan Australia soal ancaman teror di Indonesia (travel warning) pada pekan Kamis (25/2/2016). Dalam pengumuman yang diunggah di situs smartraveller.gov.au, Indonesia digolongkan dalam status high degree of caution.
"Tingkat peringatan tidak diubah. Namun, kami menyarankan warga Australia untuk berhati-hati di Indonesia, termasuk Bali," bunyi pernyataan tersebut.
Terkait dengan hal tersebut Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan pihaknya akan meningkatkan keamanan pascaperingatan perjalanan dari pemerintah Australia.
"Kalau negara lain keluarkan peringatan perjalanan atau 'travel warning' tentu kita aparat keamanan lebih waspada lagi," kata Gatot di Silang Monas, Jakarta, Selasa (1/3/2016).
Gatot mengatakan aparat kepolisian telah bekerja sama dengan TNI untuk memburu kelompok teroris. Sedangkan Badan Intelijen Negara (BIN), kata Gatot, terus mengumpulkan informasi intelijen terhadap gerakan kelompok teroris.
"Tiga hari sekali kita lihat ada penangkapan teroris, ini pengembangan dan terus bersama TNI dan Polri," kata Jenderal Gatot.
Gatot menambahkan saat ini TNI berkonsentrasi menghadapi Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-5, di Jakarta, pada 6-7 Maret 2016 untuk memberikan rasa aman kepada tamu negara.
Sementara itu Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso pada Senin (29/2/2016) mengatakan peringatan perjalanan dari pemerintah Australia tersebut bukan hal baru bagi Indonesia.
"Itu bukan barang baru bagi kami," kata Sutiyoso di Gedung Nusantara II, Jakarta.
Sutiyoso menegaskan, BIN sudah jauh lebih mengerti terkait adanya potensi ancaman terorisme daripada Australia .
Menurut Sutiyoso BIN tahu jaringan-jaringan teroris di Indonesia, namun pihaknya tidak bisa menangkap untuk melakukan pencegahan teror.