Menuju konten utama

TNI Sediakan Kapal untuk Angkut Pengungsi Palu ke Makassar

"TNI telah menyiapkan KRI Makassar 590 untuk membantu para pengungsi meninggalkan Kota Palu menuju ke Makassar."

TNI Sediakan Kapal untuk Angkut Pengungsi Palu ke Makassar
Tim medis mengevakuasi korban luka-luka gempa dan tsunami Palu-Donggala setibanya di Lanud Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (2/10/2018). ANTARA FOTO/Yusran Uccang

tirto.id -

Sebanyak 1.273 personel TNI dan Polri tiba di Palu dengan menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar-590 TNI AL, dalam rangka membantu percepatan proses evakuasi korban bencana gempa bumi dan tsunami pada Selasa (2/10/2018). TNI juga telah menyiapkan kapal sebagai sarana transportasi pengungsi meninggalkan Kota Palu menuju Makassar.

"TNI telah menyiapkan KRI Makassar 590 untuk membantu para pengungsi meninggalkan Kota Palu menuju ke Makassar, Sulawesi Selatan," kata Kolonel Sus Taibur Rahman berdasarkan rilis dari Kabidpenum Puspen TNI, yang diterima Tirto, Rabu (3/10/2018).

Taibur Rahman menyatakan, selain menggunakan KRI dalam mengangkut pengungsi, pemerintah juga telah menyediakan Kapal Pelni untuk membantu masyarakat korban gempa bumi dan tsunami yang hendak keluar Kota Palu.

KRI tersebut membawa 1.273 personel TNI dan Polri, 360 orang relawan dan materiil berupa 25 unit truk, 17 unit rancil, 3 unit ambulan, 1 unit weightlift, 1 unit crane dan 46 unit motor.

"Selain itu, KRI Makassar-590 juga mengangkut bantuan logistik yang akan disalurkan kepada masyarakat korban bencana gempa bumi dan tsunami, seperti beras 12 ton, 456 dus mie instan, 64 buah karung sandang, 33 buah karung pangan, 212 dus snack, 15 bal terpal, tabung LPG (12 kg)441 buah, tabung LPG (50 kg)70 buah, 1 dus obat-obatan dan 5 buah tandon air," lanjutnya.

Menurutnya, KRI Makassar-590 juga akan digunakan untuk mengangkut para pengungsi korban bencana gempa bumi dan tsunami dari Palu menuju Makassar. Diperkirakan, sebanyak 1.000 orang pengungsi korban gempa bumi dan tsunami akan diangkut menggunakan kapal tersebut.

Sementara itu, sejumlah 346 personel TNI-Polri berhasil mensterilkan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri dari kerumunan para pengungsi yang ingin keluar dari kota Palu, pasca bencana gempa bumi dan tsunami berkekuatan 7,7 skala richter yang telah mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada tanggal 28 September 2018.

Menueurtnya, sebanyak 346 personel TNI-Polri yang mengamankan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu berasal dari tiga satuan yaitu 100 personel Batalyon Infanteri Raider 700/Wira Yudha Cakti, 146 personel Paskhas dan 100 personel Kepolisian.

Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu, saat ini sudah kembali normal untuk digunakan sebagai tempat pendaratan dan penerbangan pesawat sipil dan militer, yang digunakan untuk membawa bantuan berupa makanan dan obat-obatan bagi warga korban bencana gempa bumi dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

"Saat ini, Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu diprioritaskan untuk digunakan oleh pesawat militer membawa para korban luka akibat gempa bumi dan tsunami, yang hendak melakukan pengobatan dan perawatan di luar kota Palu," katanya.

Para pengungsi yang sebelumnya memadati Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu telah di fasilitasi oleh pemerintah untuk menggunakan transportasi laut.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani