tirto.id - Gugus Tugas berencana melibatkan TNI-Polri untuk memenuhi target 10 ribu pemeriksaan PCR dalam sehari. Pemerintah akan memberikan insentif kepada anggota TNI-Polri yang diperbantukan tersebut.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo usai rapat terbatas secara daring, Senin (11/5/2020), mengakui Indonesia hampir memenuhi target yang disampaikan Presiden Jokowi itu.
Menurut dia, Indonesia memeriksa 9.630 spesimen per hari, tetapi kemudian turun di angka 7.100-7.300 spesimen per hari. Mereka memutuskan untuk menambah personel di laboratorium termasuk dengan memasukkan TNI-Polri untuk mendorong percepatan pemeriksaan spesimen.
"Perintah bapak presiden adalah untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada di seluruh laboratorium. Termasuk juga kami telah memberikan arahan kepada seluruh laboratorium untuk merekrut personil-personil baru, termasuk juga bantuan-bantuan dari TNI/Polri yang memiliki kualifikasi di bidang keperawatan dan kemmapuan di bidang laboratorium," kata Doni.
Doni optimistis kehadiran SDM baru bisa membuat laboratorium bekerja hingga setidaknya 2 shift atau bisa sampai 24 jam dalam meneliti spesimen. Gugus Tugas pun akan memberikan insentif sehingga para petugas bisa bekerja lebih giat.
Pemerintah juga akan mengoperasikan sekitar 55 laboratorium yang akan meneliti spesimen Covid-19. Saat ini, ada sekitar 60 laboratorium sudah beroperasi untuk meneliti spesimen mulai dari laboratorium belajar dengan skala kecil hingga skala besar.
Pemerintah juga tengah mendatangkan kembali PCR, RNA kit dan VTM meski sudah mendapatkan 1 juta reagen. Pemerintah berusaha menghadirkan kembali reagen dari Korea Selatan maupun Cina untuk mengatasi kekurangan.
Pemerintah juga akan memasang alat PCR di pintu masuk untuk mempercepat pemeriksaan di daerah. Selain itu, mereka juga memperkuat upaya tracing untuk mencegah penyebaran Covid-19.
“Kemudian upaya lain yang berhubungan dengan tracing sebagaimana yang selalu diperintahkan Bapak Presiden untuk menjaring sebanyak mungkin mereka yang memiliki potensi kontak erat, kemudian kontak sedang, termasuk ODP khusunya,” kata dia.
Doni menambahkan, “termasuk mereka yang memiliki bagian dari kegiatan di rumah sakit. Artinya pekerja petugas medis yang memiliki keluarga, tentunya kita berikan prioritas untuk dilakukan tes PCR," kata Doni.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz