Menuju konten utama

TNI AU Siap Dukung Pengamanan Poros Maritim Dunia

Di HUT ke-71, TNI AU ingin mendukung poros maritim dunia. Butuh dana dan dukungan politik untuk mewujudkan mimpi ini.

TNI AU Siap Dukung Pengamanan Poros Maritim Dunia
Tim Aerobatik Jupiter TNI Angkatan Udara menunjukkan kebolehannya pada Upacara Peringatan ke-71 Hari TNI AU tahun 2017 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (9/4). Pada peringatan HUT ke-71 tersebut, TNI Angkatan Udara menggelar parade, defile (perarakan tentara), demo udara dan demo darat yang melibatkan sekitar 1.600 personel, 132 pesawat udara dan sejumlah alutsista. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.

tirto.id - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (TNI AU) Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan sejumlah harapan dan pandangannya terhadap instansi yang dipimpinnya. Seperti diungkapkan Hadi pada peringatan HUT TNI AU ke-71, ia mengungkapkan TNI AU telah berencana untuk membangun kekuatan demi mendukung visi pembangunan yang dinamakan Poros Maritim Dunia (PMD).

“Kekuatan TNI Angkatan Udara dibangun untuk mengamankan PMD, karena bagaimana pun PMD adalah domain yang tidak terlepas dari TNI AU,” ucap Hadi di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (9/4/2017).

Hadi pun lantas menjelaskan sejumlah langkah nyata yang akan ditempuh untuk mencapai visi tersebut. “Antara lain dengan menempatkan sejumlah pesawat kita, atau gelar operasi di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seperti Ranai, Tarakan, dan Morotai. Tantangannya, saya harus membuat pesawat-pesawat yang memiliki keunggulan untuk mengumpulkan informasi dan kemampuan ISR (intelligence, surveillance, and reconnaisence),” kata Hadi seperti dikutip Antara.

“Dengan begitu, kita dapat memiliki data yang lengkap dan komprehensif, sehingga Kementerian Pertahanan, Panglima TNI, dan angkatan mampu mengambil keputusan yang tepat dan efektif untuk menyikapi potensi ancaman yang ada. Dengan kata lain, pengamanan pun akan maksimal,” tambahnya.

Lebih lanjut, Hadi mengatakan peningkatan fasilitas pada kapal patroli maritim juga disebutkan sebagai upaya untuk memaksimalkan pengamanan kedaulatan negara. “(Peningkatan) itu dengan kamera web dan sistem yang lebih canggih. Saya juga sedang coba mewujudkan sistem jaringan pengintaian terpadu, sehingga benar-benar dapat memantau kegiatan di darat dan udara,” ungkap Hadi.

“Peralatan tanpa awak itu mampu terbang pada ketinggian minimum, dengan jarak 250 kilometer hingga 2.000 kilometer, jika didukung satelit. Itu semua dalam rangka membangun keunggulan informasi,” katanya lagi.

Hadi pun sempat mengungkapkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI AU saat ini dapat menjadi faktor pelopor untuk mewujudkan pemerintahan yang bebas dari ancaman. Namun ia menambahkan, dalam menjaga kedaulatan negara, dukungan dari masyarakat juga diperlukan.

“Menjaga kedaulatan negara dan kelangsungan hidup, suatu bangsa perlu ikut berperan aktif dengan mendukung tol udara serta bersama rakyat aspek ketahanan. Membangun angkatan udara yang modern juga butuh dana besar dan butuh bantuan politik,” ujar Hadi lagi.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya sendiri turut memberikan pernyataannya soal alutsista. “Kebijakan ke depan, TNI AU ingin mengganti pesawat F-5 dengan generasi 4,5. Kemudian yang kedua, diharapkan pesawat F-16 yang berjumlah 24 itu, seluruhnya bisa dihadirkan di Tanah Air. Menurut rencana, 5 pesawat akan dihadirkan pada akhir tahun ini,” ungkap Jemi.

Sementara itu dari aspek sumber daya manusia dalam tubuh TNI AU, secara tegas Hadi mengimbau agar para anggota di lembaganya bisa menjauhi dan bebas dari tindakan korupsi.

“TNI AU harus bebas korupsi dan bermartabat, seperti yang dirangkum dalam aspek perencanaan. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, (TNI AU) transparan, akuntabel, dan disesuaikan dengan aturan yang berlaku,” kata Hadi.

Baca juga artikel terkait TNI AU atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Politik
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Agung DH