tirto.id - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan Indonesia perlu mewaspadai tingginya angka pengangguran yang saat ini mencapai sekitar 7 juta lebih orang.
Menurutnya, di antara mereka, banyak anak muda usia kerja yang kerap dibanggakan pemerintah masuk dalam bonus demografi tidak memiliki pekerjaan dan malah terjerumus pada aktivitas yang negatif.
“Bonus demografi ini harus ditangkap sebagai peluang yaitu mereka bisa menjadi tenaga kerja yang produktif bukan jadi beban negara tapi jadi penyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jangan sampai terbalik. Kalau mereka menganggur yang terjadi bukan bonus demografi tapi bencana demografi,” Tito di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (20/3/2020).
Tito bilang gara-gara banyak anak muda berstatus menganggur, mereka kerap asik bermain handphone atau telepon seluler (ponsel).
Imbasnya ia mendapati mereka malah mencari sensasi dan eksistensi lewat ponsel dan media sosial. Alhasil Tito berkesimpulan pengangguran berakibat pada maraknya berita bohong atau hoaks.
“Jadi kita melihat hoaks terjadi, salah satu faktor hoaks terjadi karena menganggur, menganggur enggak ada kerjaan lain apa aja dikomenin, masuk grup ini, masuk grup itu. Itu kita lihat,” ucap Tito.
Tito juga menambahkan kalau saudaranya ternyata memiliki ciri yang cocok dengan yang ia duga pada orang-orang yang kerap membuat ramai media sosial.
“Padahal saya tahu dia enggak radikal, dalam pemahaman idelogi dia enggak radikal tapi kok terlihat radikal sekali kalau di medsos. Setelah saya pelajari nganggur ternyata,” ucap Tito.
Tidak hanya itu Tito juga menduga pola serupa menjawab berbagai masalah kriminalitas dan lainnya. Sebab ia yakin semuanya bermuara dari pengangguran.
“Sampai ke masalah kriminal, yang jadi begal, yang jadi penipuan, lain lain, menganggur sampai ke konflik sosial,” ucap Tito.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana