Menuju konten utama

Tips Merawat Kulit Saat Pandemi Corona dengan Teledermatologi

Tips merawat kulit saat Pandemi Corona dengan teledermatologi dari ahli.

Tips Merawat Kulit Saat Pandemi Corona dengan Teledermatologi
Ilustrasi Telemedicine. foto/istockphoto

tirto.id - Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak hal, salah satunya pada pelayanan kesehatan di seluruh dunia.

Penerapan jarak sosial dan kekhawatiran tentang penularan virus secara signifikan telah mengurangi jumlah pasien yang datang ke dokter dan rumah sakit untuk masalah kesehatan yang tidak berhubungan dengan COVID-19.

Tentu saja ini sangat merugikan kesehatan mereka yang sakit karena keterlambatan diagnosis atau perawatan.

Terkait hal tersebut, rumah sakit dan klinik pun telah beralih ke pengobatan jarak jauh, seperti janji temu melalui telepon atau konferensi video sebagai cara untuk merawat pasien dengan aman selama krisis kesehatan masyarakat, dan saat ini, kunjungan telemedicine semakin dilindungi oleh asuransi.

Telemedicine adalah konsep baru yang terus berkembang dengan cepat dan semakin banyak ahli dermatologi mengadopsi pendekatan serta menganalisis pengaruhnya.

Teledermatologi merupakan sub-spesialisasi dari dermatologi dan mungkin menjadi aplikasi yang paling populer dari e-health dan telemedicine.

Dalam bidang ini, teknologi telekomunikasi digunakan untuk mentransfer informasi medis dalam berbagai jarak melalui komunikasi audio, visual, dan data.

Aplikasi teledermatologi menjangkau berbagai bidang manajemen perawatan kesehatan seperti konsultasi, diagnosa, perawatan dan bahkan pendidikan.

Perednia dan Brown adalah dokter kulit yang pertama kali menciptakan istilah "teledermatolgoy" pada tahun 1995.

Mereka mempelajari nilai teledermatologi di satu daerah pedesaan yang kurang dilayani oleh ahli kulit dan mereka menerbitkan temuan mereka dalam publikasi ilmiah.

Direktur American Academy Of Dermatology Robert R. Stavert mengatakan, ada dua model utama teledermatologi yang dipraktikkan dokter kulit saat ini:

1. Store-and-forward (SAF): Dalam model asinkron ini, pasien memberikan riwayat medis, data klinis yang relevan, dan foto-foto, yang diteruskan ke dokter kulit yang meninjau informasi dan menindaklanjuti dengan konsultasi.

2. Interaktif langsung: Dalam model tatap muka ini, seorang pasien memiliki janji temu real-time dengan dokter kulit melalui platform video.

Model SAF lebih umum dan populer daripada model live, kata Dr. Stavert, karena model ini mudah diakses, nyaman, dan tidak membutuhkan teknologi sebanyak mungkin.

Teledermatologi dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama langsung ke konsumen antara pasien dan teledermatologis. Kedua ,penyedia ke penyedia di mana ketika pasien berkomunikasi dengan dokter yang merujuk, ia kemudian berkonsultasi dengan dokter kulit.

Dr. Stavert pun menyebutkan beberapa manfaat yang bisa diperoleh saat melakukan teledermatologi:

  • Peningkatan akses, khususnya di daerah di mana hambatan geografis mencegah atau membatasi kemampuan seseorang untuk mendapatkan perawatan dermatologis
  • Peningkatan kenyamanan, terutama bagi pasien yang dapat menghindari kunjungan yang tidak perlu.
  • Mengurangi waktu tunggu untuk pasien yang membutuhkan konsultasi mendesak dan untuk pasien yang membutuhkan kunjungan langsung.
  • Penjadwalan ditingkatkan, terutama di daerah-daerah di mana layanan dermatologi dalam permintaan tinggi.
  • Menurunkan biaya perawatan kesehatan.
Meski begitu, ada pula risiko dan tantangan yang mungkin terjadi, di antaranya:

  • Pelanggaran keamanan
  • Malpraktek
  • Kesalahan diagnosis, terutama karena riwayat yang tidak lengkap atau kualitas foto yang buruk
  • Kesalahan penyajian pasien dan masalah mereka atau kredensial penyedia dermatologi
  • Teknologi andal, berkualitas tinggi
  • Penggantian untuk layanan

Menurut situs resmi Harvard Edu, dermatologi adalah bidang yang sangat cocok untuk telemedicine di era sekarang.

Bahkan sebelum pandemi COVID-19, penelitian menemukan bahwa diagnosis teledermatologi bisa akurat, menghasilkan kepuasan pasien yang tinggi, dan memungkinkan akses yang lebih baik ke dokter kulit di daerah di mana jumlahnya terbatas.

Untuk mendapatkan hasil akurat saat melakukan teledermatologi, maka pasien perlu menampilkan wajah terbaiknya.

Kualitas gambar yang buruk dapat mengurangi kegunaan teledermatologi, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membuat kunjungan ini lebih produktif:

  • Sebagai permulaan, cobalah mengirim foto ke dokter kulit sebelum kunjungan. Pasien akan melakukan konferensi video, konferensi video sangat bergantung pada konektivitas internet, bandwidth, dan kualitas video (dari dokter dan pasien), yang secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas gambar.
  • Saat mengambil foto, pilih latar belakang yang kuat dan tidak reflektif dengan pencahayaan.
  • Gunakan mode makro, jika memungkinkan pilih tampilan foto close-up.
  • Foto flash memiliki pro dan kontra, tetapi apabila ada pencahayaan yang baik secara keseluruhan, maka matikan flash, yang dapat mengubah warna dan keseimbangan putih foto.
  • Jika mengambil gambar lesi, seperti tahi lalat, sertakan penggaris, atau objek lain untuk referensi ukuran foto.
  • Untuk konferensi video, coba pastikan agar memiliki konektivitas internet yang stabil dan bandwidth yang cukup sebelum sesi.
  • Duduk di lokasi dengan pencahayaan yang cukup (lebih baik jika punggung tidak membelakangi jendela), fokus di depan kamera, posisikan stabil, dan dapat disesuaikan (seandainya dokter meminta jarak jauh dan jarak dekat untuk dilihat).
  • Selain itu, ingatlah untuk berpakaian dengan cara yang mudah untuk melihat area tubuh yang perlu dilihat dokter.

Baca juga artikel terkait PERAWATAN KULIT atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH