tirto.id - Banyak dari kita yang gemar mengonsumsi makanan dan minuman manis, seperti cake, coklat, minuman kaleng, es kopi susu, hingga es krim.
Mengonsumsi makanan dan minuman manis juga rupanya dapat membuat seseorang ketagihan. Hal itu gula berlebih bisa mengaktivasi 'reward response', kata Dokter spesialis gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Arti Indira, Mgizi, Sp.Gk, FINEM.
Artinya, ketika seseorang mengonsumsi gula secara berlebihan, tubuh merasa seperti diberi "reward".
Pola makan buruk di mana asupan gula berlebihan dapat menyebabkan berbagai dampak terhadap organ di dalam tubuh, salah satunya adalah penyakit diabetes.
Senior Manager Medical Underwriter Sequis dokter Fridolin Seto Pandu mengatakan satu gelas es kopi susu kekinian misalnya, ada yang mengandung 25 sendok teh gula per sajian atau setara dengan 400 kalori.
Sementara jumlah gula yang boleh dikonsumsi idealnya 10 persen dari kebutuhan energi total. Apabila kebutuhan kalori 1.500 kalori, maka asupan gula maksimal yakni 150 kalori. Demikian menukil Antara.
Tips Konsumsi Makanan Manis Agar Terhindar dari Diabetes
Fridolin menyarankan orang-orang memilih asupan rendah gula, termasuk membatasi karbohidrat agar jangan melebihi kebutuhan harian.
Menurut dia, orang-orang boleh saja menyantap hidangan manis tetapi sebaiknya kurangi porsi dan durasi konsumsinya hingga nanti terbiasa memesan minuman kekinian tanpa gula.
Saran lainnya agar terhindar dari risiko penyakit diabetes yakni melakukan olahraga atau latihan fisik secara rutin. Latihan beban sangat baik karena otot akan membakar gula dan meningkatkan kerja insulin.
Selain itu, rutin berolahraga dapat menjaga berat badan tetap ideal, meningkatkan kesehatan mental, dan menjaga suasana hati juga mengurangi risiko stres.
Orang-orang juga perlu menerapkan pola hidup sehat meliputi konsumsi makanan dan minuman bergizi dan seimbang, cukup istirahat dan tidur teratur, pengelolaan stres dan berpikir positif, serta secara perlahan menghentikan kebiasaan merokok, soda, dan alkohol.
Rutin Periksa Kadar Gula Darah
Hal lainnya yang juga diperlukan yakni memeriksakan kadar gula darah secara berkala untuk memonitor kadar gula darah sebagai upaya deteksi dini penyakit diabetes.
Bagi mereka dengan kondisi tubuh sehat dan tidak berisiko tinggi terhadap diabetes, maka dapat melakukan pemeriksaan gula darah setahun sekali.
Sementara orang yang memiliki riwayat penyakit jantung, stroke, atau memiliki riwayat keluarga penderita diabetes, mengalami obesitas, serta berusia 40 tahun ke atas disarankan memeriksakan kadar gula darah lebih sering sesuai petunjuk dokter.
Dia mencatat prevalensi diabetes akan sulit ditekan jika masyarakat masih terus terbiasa mengonsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat.
Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021, terdapat sekitar 19,5 juta orang Indonesia berusia 20-79 tahun yang mengalami diabetes di Indonesia.
“Kebiasaan minum dan makanan manis dalam jumlah banyak dan rutin dapat membuat tubuh mengalami resistensi insulin," kata Fridolin.
Resistensi insulin yakni sel-sel tubuh tidak mampu menggunakan gula yang masuk ke dalam tubuh karena terjadi gangguan respons insulin atau dikenal dengan prediabetes. Insulin berguna untuk membantu proses metabolisme gula darah.
"Jika tidak segera diobati maka dalam jangka panjang bisa menyebabkan penyakit diabetes dan penyakit komplikasi lainnya, seperti stroke, hipertensi, jantung koroner, dan disfungsi ereksi karena diabetes adalah 'induk' dari segala penyakit degeneratif,” ujar Fridolin.
Head of Digital Channel Sequis, Antonius Tan menambahkan, mengurangi konsumsi asupan yang manis dan menjalankan pola hidup sehat termasuk bentuk proteksi dari dalam agar terhindar dari masalah kesehatan yang bisa menggerus harapan hidup.
Menurut dia, tubuh yang sehat akan memampukan orang-orang beraktivitas. Namun, sambung dia, mereka juga sebaiknya mempertimbangkan proteksi dari luar karena pertambahan usia tidak dapat dihindari.
Selain itu, kondisi tubuh berisiko semakin rentan dan lingkungan yang semakin buruk dapat membuat tubuh terpapar polusi dan rentan terinfeksi virus, jamur, atau bakteri.
Dia mengatakan, proteksi dari luar dapat dilakukan dengan berasuransi guna menghindari tergerusnya tabungan dan aset akibat biaya yang besar untuk pengobatan medis.
Cara Mencegah Penyakit Diabetes di Usia Dini
Para ahli memang belum menemukan cara yang efektif untuk mencegah diabetes tipe 1. Sebaliknya diabetes tipe 2 bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit diabetes di usia dini:
1. Memperhatikan konsumsi gula dan makanan manis
Glukosa yang terkandung dalam gula dan makanan manis memengaruhi tingkat gula darah atau indeks glikemik. Glukosa digunakan tubuh untuk memproduksi energi.
Namun, jika gula dikonsumsi secara berlebihan maka dapat memicu masalah metabolisme karena mengganggu proses pemecahan glukosa oleh insulin. Akibatnya, tubuh berisiko mengalami kegemukan. Oleh karena itu, perhatikan konsumsi gula dan makanan manis dalam diet sehari-hari.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10 persen dari total energi (200 Kkal). Jumlah konsumsi tersebut setara dengan 4 sendok makan (50 gram) per orang per hari.
2. Menjaga berat badan
Kelebihan berat badan atau obesitas adalah risiko utama diabetes tipe dua. Hal ini karena obesitas berkaitan dengan banyaknya masalah kesehatan, mulai dari indeks glikemik yang tinggi, masalah metabolisme, hingga masalah distribusi lemak.
Melansir Mayo Clinic, mengurangi berat badan berlebih sebanyak 7 persen dari berat badan awal bisa menurunkan risiko terkena diabetes hampir 60 persen.
3. Menghindari rokok
Rokok adalah salah satu faktor yang meningkatkan risiko diabetes, khususnya diabetes tipe dua. Menurut CDC, orang yang merokok 30 - 40 persen lebih mungkin untuk mengalami diabetes tipe 2 daripada orang yang tidak merokok.
Hal ini karena rokok memengaruhi kinerja insulin dalam tubuh. Semakin banyak batang rokok yang dikonsumsi secara harian, maka semakin tinggi pula persentase risiko terkena diabetes dan penyakit lainnya seperti jantung, stroke, ginjal, hingga paru-paru.
4. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
Konsumsi makan-makanan yang baik dan bergizi untuk tubuh alih-alih makanan cepat saji yang tinggi gula dan lemak. Mengonsumsi makanan bergizi membantu menjaga berat badan tubuh tetap ideal dan penuh energi.
Menurut Mayo Clinic ada tiga komponen yang sebaiknya berada di piring saat makan, yaitu:
- separuh piring berisi buah dan sayuran tanpa tepung (pati);
- seperempat piring berisi biji-bijian utuh;
- seperempat piring berisi makanan yang kaya protein, seperti kacang, ikan, atau daging tanpa lemak.
5. Olahraga secara rutin
Olahraga merupakan cara efektif untuk mencegah penyakit diabetes. Selain membantu mempromosikan penurunan berat badan, olahraga secara rutin dipercaya bisa menurunkan gula darah dan meningkatkan sensitivitas terhadap insulin.
Olahraga yang bisa dilakukan secara rutin beragam, mulai dari jalan cepat, bersepeda, lari, berenang. Lakukan olahraga-olahraga tersebut secara rutin minimal 150 menit per minggu.
Editor: Addi M Idhom