Menuju konten utama

Tingkatkan Akurasi, Pemerintah Data Ulang Stok Beras 2017

Secara keseluruhan, Enggartiasto menurutkan bahwa stok beras saat ini masih aman, namun perlu dilakukan pendataan ulang.

Tingkatkan Akurasi, Pemerintah Data Ulang Stok Beras 2017
Pekerja melakukan bongkar muat di gudang beras Bulog Sub Divre V Kediri, Desa Paron, Kediri, Jawa Timur, Rabu (2/11). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani.

tirto.id - Dalam rangka menjamin keamanan stok beras hingga akhir tahun 2017, pemerintah berencana melakukan pendataan yang lebih akurat, terutama terhadap beras yang dimiliki oleh para pelaku usaha. Salah satu cara yang ditempuh antara lain dengan mendaftarkan ulang gudang dan juga posisi stok beras yang dimiliki oleh masing-masing pelaku usaha.

Hal ini ditegaskan oleh pernyataan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Secara keseluruhan, Enggartiasto menurutkan bahwa stok beras saat ini masih aman, namun perlu dilakukan pendataan ulang agar lebih tergambar kondisi yang sebenarnya.

“Stok pangan kita, berdasarkan data sementara yang kami miliki itu berlebih. Akan lebih akurat lagi jika para pedagang dan pengusaha mendaftarkan posisi stoknya dan memperbaharui secara berkala," kata Enggartiasto seperti dikutip Antara, Selasa (4/7/2017).

Para pelaku usaha beras sendiri rencananya akan diberikan tenggat waktu pendaftaran gudang dan stok yang dimiliki masing-masing hingga akhir Juli 2017.

Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti. Berdasarkan pendataan yang telah dilakukan, saat ini tercatat stok beras yang ada di Bulog kurang lebih sebanyak 1,7 juta ton. Angka tersebut masih sangat mencukupi kebutuhan beras nasional hingga akhir tahun 2017.

"Artinya, jika tidak ada serapan sama sekali hingga akhir tahun 2017 akan ada sisa stok 400 ribu ton," ujar Djarot.

Asumsi angka di atas merupakan kemungkinan terburuk. Memasuki masa panen kedua, Djarot menambahkan Perum Bulog akan mampu menyerap kurang lebih sebanyak 1–1,25 juta ton stok beras tambahan untuk digunakan hingga akhir 2017.

Dari keseluruhan stok beras, rencananya sebanyak 1,3 juta ton diantaranya akan dialokasikan kepada masyarakat pengguna beras sejahtera. Tingginya alokasi untuk beras sejahtera salah satunya dikarenakan banyak masyarakat kurang mampu yang mengeluhkan lonjakan harga beras dalam beberapa waktu terakhir.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Juni 2017 rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.444 per kilogram, atau naik sebesar 0,09 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Sementara itu, rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan adalah Rp8.794 per kilogram, yang juga mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen. Harga rata-rata beras kualitas terendah di penggilingan adalah Rp8.380 per kilogram, naik sebesar 0,07 persen.

Beras sejahtera merupakan salah satu program pemerintah yang ditujukan guna membantu masyarakat kurang mampu di berbagai wilayah. Harga beras dipangkas sedemikian rupa agar mampu dijangkau oleh kantong para penerimanya. Harga dasar beras sejahtera berkisar di angka Rp24.000 per sak yang berisi 15 kilogram.

Baca juga artikel terkait STOK BERAS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari