tirto.id -
"Di Jakarta Utara ada 2.333 nama ganda. Di seluruh Jakarta ada 15.000-an lebih DPT ganda," kata M. Taufik dalam konferensi pers terkait temuan DPT ganda untuk Pilkada putaran kedua, di Posko Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/4/2017).
Menurutnya, nama-nama ganda tersebut ditemukan setelah timnya dibantu dengan Alumni ITB Peduli Demokrasi melakukan penyisiran ulang atas DPT yang telah ditetapkan KPU (6/4) lalu. Terdapat nama seperti Liong We Liang yang tercantum dua kali, masing-masing di TPS 8 dan 9 kelurahan Penjagalan, Jakarta Utara. Lalu, ada juga nama Wong Kendra Wijaya yang terdaftar empat kali. Dua di TPS 8 Penjaringan dan dua di TPS 9 Penjaringan.
Untuk itu, Taufik berharap KPU dapat melakukan penyisiran ulang DPT dan memberi tanda pada nama-nama yang tercantum ganda. Karena, menurutnya, bila itu tidak dilakukan akan mengganggu proses demokrasi di Pilkada putaran kedua DKI Jakarta. "DPT kan dasar dari Pilkada. Kalau DPTnya amburadul berpeluang terjadi kecurangan," katanya.
Selain itu, menurutnya, DPT ganda dapat mempengaruhi surat C6 yang merupakan undangan kehadiran untuk memilih. "C6 itu pemberitahuan, bukan undangan. Karena itu hanya diberitahukan kepada yang berhak memilih," katanya.
Dengan dilakukannya penyisiran ulang, maka menurutnya itu akan dapat menciptakan keadilan dalam Pilkada DKI putaran kedua. "Adil di sini itu membiarkan yang punya hak untuk memilih, dan melarang yang tidak punya hak untuk memilih," jelasnya.
Taufik pun mengklaim bila pihaknya sudah menyiapkan sebanyak 10.000 satgas untuk mengawal Pilkada DKI Jakarta agar tetap berjalan dengan adil dan demokratis. Selain itu, ia juga berkomitmen untuk selalu melakukan konferensi pers apabila kembali ditemukan temuan-temuan baru.
"Nanti malam kami akan menyisir lagi. Besok kami konferensi pers soal Suket," katanya.
Perlu diketahui, KPU DKI telah menetapkan sebanyak 7.218.280 orang sebagai DPT putaran kedua di Hotel Bidakara (6/4). Jumlah ini meningkat 109.000 pemilih dari jumlah pemilih di putaran pertama.
Sampai sejauh ini, Tim pemenangan Anies-Sandi menolak hasil rapat pleno penetapan DPT itu, karena menemukan 153 ribu data invalid yang masuk ke DPT putaran kedua tingkat kota dan kabupaten. Selain itu, tim Anies-Sandi menemukan ratusan surat keterangan palsu.
Perlu diketahui, wilayah Jakarta Utara merupakan wilayah basis pemilih Basuki-Djarot di putara pertama 15 Februari lalu. Di wilayah itu, menurut hasil rekapitulasi KPU DKI Jakarta pasangan Basuki-Djarot mendapatkan 416.720 suara. Sedangkan, pasangan Anies-Sandiaga mendapatkan 301.256 suara.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yantina Debora