Menuju konten utama

Timses Anies-Sandi Sebut Paslon Nomor 1 Politik Dinasti

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Anggawira menyindir pasangan calon nomor urut 1 dalam Pilkada DKI Jakarta tentang politik dinasti.

Timses Anies-Sandi Sebut Paslon Nomor 1 Politik Dinasti
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono (tengah) menyampaikan pidato politik di Jakarta, Minggu (30/10). Dalam pidato politiknya, Agus Yudhoyono menyampaikan visi misi dan 10 program kerja yang ia tawarkan apabila terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta 2017. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Tim Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Anggawira menyindir pasangan calon nomor urut 1 dalam Pilkada DKI Jakarta tentang politik dinasti. Menurutnya, ini juga harus diperhatikan karena yang diutamakan adalah rekam jejak dan kapasitas yang mumpuni.

Di samping itu, isu politik dinasti sering menjadi masalah. Apalagi, kasus dinasti politik identik dengan korupsi. Tercatat kasus Bupati Klaten, Sri Hartini dan Ratu Atut Chosiyah di Banten menjadi bukti politik dinasti dekat dengan korupsi. Isu ini pun ternyata dimanfaatkan dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Kita harus pilih berdasarkan rekam jejak, kualitas, dan kapasitas calon pemimpin. Jangan belum siap pimpin Jakarta karena didorong keluarga untuk maju jadinya bangun dinasti politik," tutur Anggawira dalam rillis yang diterima Tirto, Senin (9/1/2017).

Dalam keterangannya, Anggawira mengatakan politik dinasti memiliki potensi korupsi yang besar. Angga, sapaan Anggawira, menuturkan modus politik dinasti biasanya dilakukan penguasa dengan menempatkan orang-orang yang masih berhubungan darah dan keturunan sebagai pejabat publik. Ia mencontohkan kisah Bupati Klaten, Sri Hartini dan Ratu Atut Chosiyah di Banten.

"Kita lihat dinasti politik yang dibangun di Indonesia termasuk Klaten dan Banten motifnya bukan mendedikasikan diri untuk memaksimalkan pelayanan publik atau bekerja demi masyarakat. Tapi rentan terjadi hal yang sifatnya pada korupsi yang terstruktur," ujar Angga yang juga Koordinator Sahabat Anies-Sandi.

Menurutnya, politik dinasti jelas bertentangan dengan budaya demokrasi yang sedang tumbuh di Indonesia.

"Politik dinasti pasti mengabaikan kompetensi dan rekam jejak. Kadangkala politik dinasti sengaja dibingkai seakan-seakan memang lazim dalam berdemokrasi. Padahal jika terjadi akan sangat masif korupsinya seperti yang sekarang baru terjadi," kata Angga yang juga Fungsionaris Partai Gerindra.

Menanggapi pernyataan Tim Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono menilai pernyataan tersebut sebagai pernyataan orang yang iri kepadanya.

"Ah itu hanya ungkapan orang yang iri," ujar Agus saat ditemui di kelurahan Tugu Selatan, Koja, Senin (9/1/2017).

Agus menegaskan, dirinya berkompetisi dengan kemampuan dirinya. Ia akan terus menggunakan kapasitas dan karakternya untuk memenangkan suara rakyat. Agus mengaku kegiatan berkampanye sebagai ajang kompetisi karena ia tidak memegang kendali estafet kepemimpinan DKI Jakarta.

"Saya ikut berkompetisi dan ini adalah kompetisi yang saya perjuangkan juga untuk warga Jakarta," tegas Agus.

Agus mengaku tidak terganggu dengan istilah dinasti politik. Ia justru mempertanyakan kepada pengirim isu karena dinasti politik adalah sesuatu yang berbentuk monarki, bukan demokrasi. Oleh karena itu, mantan Pamen TNI AD ini menilai orang yang mengirim isu lebih baik mengirim materi isu lain untuk menyerang dirinya.

"Tolong cari tema yang lain daripada berbicara dinasti politik," tegas Agus.

Agus pun tidak mempermasalahkan secara jauh omongan tentang dinasti politik. Ia mengklaim tidak pernah mengonfrontir atau berhadap-hadapan dengan pihak lain. Anak pertama Presiden SBY ini pun menerima apabila dikatakan tidak siap atau dihina bertindak dinasti politik. Menurut Agus, biar rakyat yang memilih dan biar dia yang membuktikan dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Biar saya membuktikan, biarkan rakyat juga yang membuktikan," tegas Agus.

Baca juga artikel terkait ANIES-SANDIAGA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Mutaya Saroh