Menuju konten utama

Tiga Penumpang KRL Positif COVID-19 Tanpa Gejala

Tiga penumpang KRL diketahui positif COVID-19 setelah menjalani tes swab terhadap 325 penumpang di Stasiun Bogor pada 27 April. 

Tiga Penumpang KRL Positif COVID-19 Tanpa Gejala
Sejumlah penumpang berada di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (14/4/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.

tirto.id - Tiga orang positif COVID-19 tanpa gejala dari 325 pengguna KRL saat menjalani tes swab dengan metode PCR oleh Pemerintah Provinsi Jabar di Stasiun Bogor pada 27 April 2020, ujar VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia Anne Purba.

"Hasilnya, sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, 3 orang atau kurang dari 1 persen dari pengguna itu positif corona," imbuh Purba dalam keterangan resmi ke redaksi Tirto, Senin (4/5/2020).

Tiga penumpang itu disebut orang tanpa gejala (OTG). Mereka tidak pernah mengetahui memiliki gejala COVID-19. Hasil tes ini membuat KRL membatasi penumpang ke peron stasiun dan ke gerbong KRL.

Pintu stasiun ditutup pada pukul 18.00 sesuai aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk mencegah penumpukan penumpang pada jadwal operasional kereta terakhir.

Manajemen KRL juga mulai mendisiplinkan penumpang sejak Senin hari ini, 4 Mei. Bila penumpang melebihi kapasitas KRL, tidak sesuai marka penumpang yang boleh duduk maupun berdiri, KRL tidak akan dijalankan sampai semuanya tertib aturan.

"Maksimum penumpang hanya boleh 60 orang per kereta," kata Purba.

Dari 761 perjalanan KRL setiap hari, 90 persen dalam kondisi sangat minim pengguna, menurut Purba mengutip data volume penumpang, data pengguna yang melakukan tap in maupun tap out di stasiun, pantauan petugas di lapangan, maupun pantauan dari media sosial.

Kepadatan penumpang KRL selama masa PSBB di DKI Jakarta dan kota-kota penyangga terjadi pada 13 April ketika hari pertama PSBB. Saat itu banyak perusahaan masih mengabaikan aturan PSBB. Perusahaan tetap mengharuskan karyawannya bekerja ke kantor.

Puncak kepadatan lain terjadi pada 20 April di luar Stasiun Cilebut. Juga pada 30 April pada KRL 1178 saat perubahan jadwal kerja pada bulan Ramadan dan menjelang berbuka puasa. Ia membuat penumpang mengejar jadwal KRL demi berbuka puasa di rumah.

"Selama PSBB, volume penumpang sudah turun mencapai 80 persen. Kami saat ini melayani 180-190 ribu penumpang per hari. Untuk Jabar, lintas Bogor 100-110 ribu per hari, dan lintas Bekasi/Cikarang 28-30 ribu penumpang per hari," ujar Anne Purba.

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo menjelaskan Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan sanksi dan teguran kepada sekitar 2.673 pabrik, industri, dan perkantoran karena tetap mengharuskan karyawan bekerja ke kantor selama pandemi COVID-19. Mereka melanggar protokol kesehatan selama PSBB.

Baca juga artikel terkait KRL atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana