Menuju konten utama

Tiga Menhan Segera Gelar Pertemuan Bahas Pembebasan WNI

Menteri Pertahanan (Menhan) dari tiga negara, Indonesia, Filipina, dan Malaysia akan menggelar pertemuan untuk membahas langkah pembebasan tiga WNI yang diculik kelompok Abu Sayyaf di perairan Lahad Datu, Malaysia

Tiga Menhan Segera Gelar Pertemuan Bahas Pembebasan WNI
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) memberikan keterangan pers di Gedung Kemenlu, Pejambon, Jakarta, Senin (11/7). Antara Foto/Widodo S. Jusuf.

tirto.id - Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Ryamizard Ryacudu, Menhan Filipina Delfin Lorenzana, dan Menhan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin Tun Hussein akan menggelar pertemuan di Kuala Lumpur untuk membahas langkah pembebasan tiga WNI yang diculik kelompok separatis Abu Sayyaf di perairan Lahad Datu, Malaysia.

Pertemuan Menhan dari ketiga negara tersebut diharapkan juga dapat menjadi bukti implementasi dalam penguatan kerja sama pertahanan ketiga negara, mengingat sudah ada Perjanjian Patroli Perbatasan 1975, Hasil Pertemuan Trilateral Yogyakarta 5 Mei 2016, serta Pertemuan Menteri Pertahanan RI-Filipina di Manila pada 26 Juni 2016.

"Besok menhan akan melakukan pertemuan dengan menhan Filipina dan menhan Malaysia di Kuala Lumpur," ujar Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, usai mengikuti rapat koordinasi pusat krisis (crisis centre) di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Jakarta, Senin, (11/7/2016).

Untuk mengantisipasi terulangnya peristiwa penyanderaan yang sudah empat kali menimpa WNI, Menlu Retno menuturkan kerja sama pertahanan harus segera dilaksanakan.

Dalam Perjanjian Patroli Perbatasan 1975 antara Indonesia dan Filipina, terdapat tiga elemen kerja sama yang bisa dilakukan yakni operasi terkoordinasi (coordinated cooperation), patroli bersama (joint patrol), dan coordinated patrol (patroli terkoordinasi).

"Sudah ada draft teks (kerja sama) yang sebenarnya bisa kita tanda tangani karena pemberlakuan kerja sama di lapangan menjadi lebih penting daripada sebelumnya," kata dia.

Dalam hal ini, Presiden Joko Widodo secara khusus meminta Presiden Filipina Rodrigo Duterte berupaya keras untuk membebaskan WNI yang menjadi sandera, sementara Menlu Retno terus berkomunikasi intensif dengan Menlu Filipina Perfecto Rivas Yasay.

Sebelumnya telah terjadi penculikan terhadap tiga dari tujuh anak buah kapal ikan asal Malaysia di perairan Lahad Datu Negeri Sabah, Malaysia.

Menurut keterangan majikan kapal, Chia Tong Len, para penculik memilih target warga yang akan disandera yakni WNI yang memiliki paspor.

Tiga nama WNI yang diculik yaitu Lorence Koten (34) selaku juragan kapal, Teodorus Kopong (42) dan Emanuel (40).

Berdasarkan penelusuran Kemlu, ketiga WNI tersebut kemudian dibawa ke perairan Tawi-tawi, Filipina selatan.

Baca juga artikel terkait KEMENHAN

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh