tirto.id - Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, beragam isu dan kontroversi dari partai politik menjadi sajian informasi yang terus ramai diberitakan. Salah satu informasi yang disebarkan di media sosial belakangan adalah mengenai sepak terjang Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Dalam sebuah unggahan pada 14 Maret 2023 di Facebook, akun Amalia menyebut kalau Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mundur dan hal ini mengejutkan istana.
"MINTA MAAF DAN PAMIT MUNDUR..KEPUTUSAN PALOH KEJUTKAN ISTANA DAN INDONESIA !!" Begitu isi pesan yang mendampingi video penjabaran yang berdurasi 12 menit 34 detik tersebut.
Thumbnail video juga memuat pesan serupa ditambah dengan ilustrasi Surya Paloh yang sedang menempelkan kedua tangannya seolah sedang meminta maaf di depan awak media. Di bagian kanan thumbnail terlihat ada juga Presiden Joko Widodo yang tengah berbincang dengan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Sampai Selasa (21/03/2023), unggahan tersebut telah menarik perhatian. Tercatat sudah ada 313 ribu orang yang menyaksikan video tersebut. Terdapat juga 3.000 tanda suka dan 1.200 komentar dalam video tersebut.
Lalu, bagaimana kebenaran informasi dalam video tersebut? Benarkah ada permintaan maaf dan Surya Paloh yang mundur?
Penelusuran Fakta
Tim Riset Tirto menyaksikan keseluruhan video. Hasilnya, isi konten dari video hanya sampai menit ke 10:18. Sisa dua menit berikutnya hanya menunjukkan gambar thumbnail video tanpa latar suara.
Masuk ke konten isi dari video, sepanjang sekitar 10 menit, terlihat sejumlah footage kegiatan Surya Paloh dan Partai Nasdem. Hasil pencarian reverse image dengan alat telusur Yandex menunjukkan kegiatan dari sejumlah potongan gambar tersebut.
Mulai dari kunjungan Anies Baswedan, calon presiden yang dideklarasikan Nasdem, di Aceh, deklarasi calon presiden dari Nasdem pada 3 Oktober 2022 lalu, pertemuan Surya Paloh dengan Puan Maharani, sampai kegiatan jalan sehat di Bandung awal Januari 2023 lalu.
Menyertai video terdapat komentar di bagian awal cuplikan video dan pembacaan informasi dari narator. Namun, baik komentar maupun informasi dari narator tidak ada satupun yang membahas tentang permintaan maaf Surya Paloh ataupun penjelasan mengenai keputusannya untuk mundur dari Partai Nasdem. Tidak jelas pula keputusan apa yang membuat istana terkejut seperti yang diindikasikan dari judul video.
Narasi yang disampaikan dalam video adalah pembacaan berita. Setidaknya terdapat tiga berita yang dibacakan dalam video ini; pertama dari Beritasatu yang berjudul "Duet Ganjar-Prabowo, PDIP: Peluang Ada, tetapi Tergantung Megawati", kedua dari Tribunnews yang berjudul "PKB Respons Kebersamaan Prabowo-Ganjar dan Jokowi di Kebumen", dan terakhir dari JPNN yang berjudul "Konon Jokowi Beri Sinyal Dukungan ke Prabowo dan Ganjar, Paloh Bereaksi Begini".
Dari ketiga artikel tersebut hanya satu yang benar-benar fokus mengambil komentar Surya Paloh. Ketiganya juga tidak membahas atau menjelaskan apapun tentang permintaan maaf ataupun pernyataan mundur dari Ketua Umum Partai Nasdem tersebut.
Ketiga artikel tersebut justru fokus membahas tentang dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, maju ke Pemilu 2024.
Tidak ada bagian dalam video yang membahas tentang permintaan maaf Surya Paloh dan pernyataannya untuk mundur dari posisinya di Partai Nasdem. Informasi utama dalam video justru adalah soal indikasi adanya dukungan Jokowi untuk Prabowo dan Ganjar.
Lebih lanjut, untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, Tirto coba menelusuri kabar Surya Paloh mundur ini. Dari hasil pencarian dengan kata kunci tersebut, didapatkan kalau informasi serupa sudah pernah disebarkan dan dinyatakan sebagai hoaks pada akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023 lalu.
Kesimpulan
Alpanya informasi dan penjelasan tentang permintaan maaf Surya Paloh membuat unggahan ini tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Hasil penelusuran menunjukkan kalau video dari Facebook ini justru fokus membahas tentang indikasi dukungan Jokowi untuk Prabowo-Ganjar menuju Pemilu 2024.
Tidak ditemukan juga sumber yang kredibel terkait klaim dan konteks dalam video. Oleh sebab itu informasi soal Surya Paloh minta maaf dan mundur bisa dikategorikan salah dan menyesatkan (false and misleading).
Editor: Farida Susanty