tirto.id - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise mengungkapkan data yang menggambarkan tingginya risiko kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak di Indonesia.
Yohana mencatat, berdasar data pantauan Interpol dan Polri, kini setiap hari terdapat rata-rata 25 ribu aktivitas di internet terkait pornografi anak yang berasal dari wilayah Indonesia. Aktivitas itu berupa pengunduhan maupun pengunggahan konten pornografi anak.
"Saat ini, kerja sama dengan Interpol dan Polri masih terus berlangsung. Saya kaget karena ada 50 ribu aktivitas pornografi di Indonesia tiap harinya, di mana 25 ribu diantaranya terkait pornografi anak," kata Yohana di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada Minggu (16/4/2017) seperti dilansir Antara.
Data lain yang menggambarkan betapa Indonesia saat ini sedang mengalami darurat kekerasan seksual pada anak juga disebutkan oleh Yohana berdasar pantauan data di media sosial twitter.
Menurut Yohana, berdasar pantauan kementeriannya bersama lembaga pemantau dan analisis media daring, Katapedia, pada periode September-November 2016 saja, tercatat ada 1.200 cuitan di twitter mengenai pronografi anak.
Yohana menjelaskan, untuk menangani maraknya kasus pronografi anak di internet ini, kementeriannya akan segera bekerjasama dengan Kemenkominfo dengan meniru strategi pemerintah Filiphina.
"Untuk menangani masalah ini, kami akan bekerja dengan Kemenkominfo. Kami akan meniru Filipina yang bekerja sama dengan intelejen dalam menangani kasus cyber crime (kejahatan siber) ini," kata Yohana.
Dia menilai tingkat kasus pornografi secara keseluruhan di Indonesia juga sudah mengkhawatirkan sebab sebagian kontennya diakses oleh pengguna internet dari kalangan anak-anak. Dia khawatir maraknya pengguna internet anak-anak yang mengonsumsi konten pornografi akan mengganggu perkembangan psikis sebagian besar dari mereka.
Oleh sebab itu,Yohana juga mengimbau agar para orang tua dan pihak sekolah berinisiatif melakukan pengawasan dan pendampingan ke anak-anak saat mereka mengakses gawai pintar (smart phone).
"Keluarga adalah kunci utama menjaga anak, kita lihat sekarang banyak anak-anak yang kurang berkomunikasi sama orang tua karena sibuk main gawai. Saya imbau orang tua untuk mengawasi anak-anak karena banyak sekali konten pornografi ada di sana," kata Yohana.
Yohana berharap semua pemerintah daerah juga bergerak meredam pengaruh pornografi terhadap anak melalui program Kabupaten/Kota Layak Anak.
"Jadi saya minta kepala daerah untuk mendorong dinas pendidikan mengimbau pihak sekolah untuk membatasi penggunaan telepon genggam di sekolah," kata dia.
Kasus ponografi anak di internet sempat menyita perhatian publik ketika pada awal Maret lalu, Polda Metro Jaya membongkar jaringan pelaku pelecehan seksual anak yang saling bertukar konten pornografi anak di sebuah grup facebook bernama Lolly Candi. Grup ini memiliki anggota 7000 lebih dari pemilik akun asal Indonesia dan luar negeri.
Pada 4 April lalu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menggelar pertemuan dengan pihak manajemen facebook perwakilan Asia Tenggara facebook untuk membahas pencegahan penyebaran konten pornografi anak di aplikasi media sosial itu. Pertemuan itu melibatkan Polri dan Kemenkominfo.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom