tirto.id - Persoalan pangan merupakan isu strategis sepanjang masa. Proses produksi, logistik, hingga konsumsinya tak bisa dipisahkan dari urusan sosial, ekonomi, maupun politik.
Wantimpres Soekarwo pernah menulis di harian Jawa Pos, “Pendek kata, pangan merupakan urusan yang sangat strategis dan kompleks, yang keberadaannya ikut menentukan masa depan bangsa dan negara.”
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam diskusi publik "Outlook Sektor Pertanian 2023" yang digelar Institute for Development of Economics and Finance (Indef) pun menegaskan, "Masalah pertanian harus menjadi super prioritas teratas, jika ingin Indonesia lebih maju.” Itulah mengapa berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Soekarwo menilai setidaknya ada enam pendekatan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan di Indonesia, mulai dari kesesuaian iklim, kecocokan topografi wilayah, sampai dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang tak lain adalah para petani.
Pertanian yang Berkelanjutan
Dari berbagai faktor pendukung ketahanan pangan, kondisi petani perlu mendapat perhatian khusus. “Ada masalah struktural di pertanian kita, misalnya masalah kepemilikan lahan yang kecil yang tidak memenuhi skala ekonomi. Petani menua, labor naik, orang muda tidak mau bertani, biaya tenaga kerja jadi mahal,” kata Rusli Abdullah, peneliti Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).
Sadar bahwa ketahanan pangan sangat bergantung pada praktik pertanian yang berkelanjutan, salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka Unilever Indonesia berupaya memperkuat ekosistem ketahanan pangan dan pelestarian kuliner autentik Indonesia dengan meluncurkan program Bango Pangan Lestari.
Program ini menjadi payung besar bagi berbagai inisiatif terkait pertanian dan pola konsumsi yang berkelanjutan, seperti mengembangkan sistem pertanian, melindungi kesejahteraan petani dan keluarganya, serta menggalakkan regenerasi petani Indonesia.
Bahkan, sejak 2001, Bango secara konsisten membantu melindungi kehidupan dan penghidupan 10 ribu lebih petani kedelai hitam Mallika. Jenama produk kecap manis dan bumbu ini mendukung petani untuk lebih produktif—agar semakin sejahtera—lewat edukasi praktik pertanian berkelanjutan yang mencakup lebih dari 3.900 hektar lahan pertanian di beberapa wilayah di Jawa. Upaya itu pun mendapat dukungan dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Bango juga secara konsisten mengajak masyarakat Indonesia untuk melestarikan kuliner legendaris Indonesia melalui kegiatan tahunan Festival Jajanan Bango serta memberikan inspirasi resep legendaris secara digital.
Jika “dibentangkan”, tentu masih banyak hal-hal baik yang siap untuk diwujudkan. Untuk itu, Unilever Indonesia mengajakmu mendukung keberlanjutan program Bango Pangan Lestari. Dengan membeli Bango, kamu turut membantu upaya peningkatan kesejahteraan petani sekaligus pengembangan praktik pertanian yang berkelanjutan
Setiap U Beri Kebaikan
Tindakan kecilmu bisa membuat perubahan bagi dunia. Sebagai konsumen, kamu bisa menjadikan kehidupan berkelanjutan sebagai bagian dari keseharian, dimulai dengan langkah sederhana: memilih produk sehari-hari yang bahan bakunya dari sumber bertanggung jawab, bermanfaat bagi masyarakat, memiliki upaya pelestarian lingkungan, dan punya tujuan mulia (purpose) yang nyata.
Tujuan mulia Unilever Indonesia sendiri tak pernah berubah. Selama 89 tahun berkiprah di Tanah Air, perusahaan selalu berupaya menciptakan masa depan yang lebih baik melalui produk-produk dan kampanyenya.
Dengan berfokus kepada 3 tujuan utama, yaitu Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, Mengurangi Dampak Lingkungan, serta Meningkatkan Penghidupan Masyarakat, Unilever Indonesia mewujudkan ketiga komitmen tersebut melalui brand-brandnya.
Hingga kini, ada lebih dari 40 produk Unilever Indonesia yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Beberapa di antaranya merupakan jenama legendaris seperti Sunlight, Lifebuoy, Walls, Pepsodent, Royco, Rexona, Rinso, dan Molto.
Sejalan dengan kampanye Every U Does Good 2022, masing-masing produk tersebut memiliki tujuan dan inovasi serta menjadi ujung tombak dalam upaya perusahaan dalam memasyarakatkan kehidupan berkelanjutan.
Tiap Lifebuoy mengedukasi pentingnya kebiasaan hidup bersih dan sehat dan telah menjangkau 90 juta orang untuk menerapkan perilaku tersebut. Tiap Sunlight mendukung perempuan menjadi pengusaha makanan. Tiap Pepsodent mendukung edukasi dan perawatan gigi. Setiap U Beri Kebaikan.
“[…] ketika kamu menyikat, menggosok, mencicipi, atau menyeruput salah satu produk kami, berarti kamu turut mendukung satu kebaikan yang sedang kami jalankan. Kemudian, bayangkan jika saat ini jutaan orang di seluruh dunia juga menyikat, menggosok, mencicipi atau menyeruput hal yang sama seperti yang kamu lakukan. Dampaknya akan sangat besar!” Demikian yang tertulis dalam laman Unilever.
Kita bisa menciptakan dunia yang lebih baik jika melakukannya bersama. Jika ingin memberikan kebaikan dengan dampak lebih luas lagi, kamu bisa menjadi Every U Does Good Heroes 2022.
Memegang prinsip doing well by doing good dalam seluruh mata rantai bisnisnya, perusahaan multinasional yang bergerak di industri barang rumah tangga dengan lebih dari 190 wilayah operasi ini memang bertekad mengelola seluruh bisnis secara bertanggung jawab. Ini dilakukan agar perusahaan bisa terus berkembang, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan dampak sosial positif bagi masyarakat.
Bisnis yang bertanggung jawab adalah cara berbisnis yang paling baik. Unilever percaya bahwa jenama dengan tujuan mulia akan bertumbuh, perusahaan dengan tujuan mulia akan bertahan, dan individu dengan tujuan mulia akan berkembang.[]
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis