tirto.id - Sekitar 35 guru dan tenaga kependidikan di Surabaya dilaporkan telah meninggal dunia. Penyebab kematian puluhan guru dan tenaga kependidikan itu diduga terkait COVID-19.
Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi membenarkan kabar meninggalnya puluhan guru di Surabaya. Meski demikian, Unifah mengaku belum memiliki data pasti berapa jumlah guru yang gugur atau bilamana jumlahnya persis mencapai 35 orang.
“Guru berguguran itu betul. Jumlah tepatnya saya tidak tahu. Ada yang klaim 35 boleh jadi. Dari laporan meninggalnya di rumah sakit. Ada yang 1-2 minggu sudah sakit,” ucap Unifah saat dihubungi reporter Tirto, Kamis (20/8/2020).
Unifah mengatakan kabar gugurnya guru dan tenaga kependidikan sudah dilaporkan PGRI Surabaya kepada dirinya. Ia bilang dalam beberapa bulan terakhir, ia sudah menerima sejumlah surat mengenai nasib guru yang gugur di tengah pandemi COVID-19.
Terkait penyebabnya, Unifah menilai Dinas Pendidikan Surabaya kurang cermat dalam mengambil kebijakan di tengah pandemi. Ia mencontohkan saat murid libur jelang tahun ajaran baru, guru-guru tetap diharuskan masuk.
“Sebenarnya dengan adanya guru-guru yang masuk di sekolah, mereka berinteraksi satu sama lain kan,” ucap Unifah.
Merespon kejadian di Surabaya, PGRI pun meminta pemberlakuan Work From Home (WFH) kepada pemerintah daerah. Unifah pun mengapresiasi Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang menerima usulan PGRI.
Menurut Unifah langkah serupa sebaiknya diikuti oleh pemda lainnya. Ia bilang saat ini zonasi risiko COVID-19 melalui warna merah, kuning, hijau sama sekali tidak menjamin. Meski zona kuning, ia bilang PGRI meragukan keamanannya.
Selain Surabaya, Unifah juga mendapat laporan gugurnya guru di Palembang lantaran tertular saat menerima orang tua siswa yang datang ke sekolah. Ia juga meyakini gugurnya guru akibat COVID-19 terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Hingga saat ini setidaknya ada dua daerah lain yang sudah melaporkan meninggalnya guru akibat COVID-19 seperti 1 orang guru yang meninggal akibat COVID-19 di Kecamatan Mejobo di Kudus, Jawa Tengah. Selebihnya sejumlah guru seperti di wilayah Batam sampai Bukittinggi dilaporkan positif COVID-19.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Reja Hidayat