Menuju konten utama

Terminal Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu Telah Berfungsi Kembali

Fasilitas di Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu hari ini mulai beroperasi dengan normal, termasuk terminal kedatangan maupun keberangkatan.

Terminal Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu Telah Berfungsi Kembali
Ilustrasi. Warga korban gempa dan tsunami memadati Bandara Mutiara Sis Al Jufri untuk mengungsi ke provinsi lain di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/ama/18.

tirto.id - Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, hari ini, Minggu (7/10/2018) telah berfungsi kembali pasca gempa bumi pada Jumat, 28 September 2018, pekan lalu.

Terminal sementara baik di Keberangkatan dan Kedatangan, serta fasilitas seperti toilet, pendingin ruangan (AC) juga telah berfungsi kembali.

“Sambil kami terus melakukan renovasi, sebagian bangunan sudah difungsikan setelah mendapat verifikasi dari Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR,” demikian disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Baitul Ihwan, dalam rilis yang diterima Tirto, Minggu (7/10/2018).

Pembersihan dan perbaikan telah dilakukan sampai ke ruang kedatangan lantai 2 terminal bandara, serta pembersihan conveyor (alat pengangkut barang bagasi) 2 dan 3 di terminal kedatangan.

“Hal ini dilakukan sesuai dengan instruksi bapak Menteri Perhubungan bahwa dalam 2-3 minggu setelah bencana gempa, Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu sudah herus beroperasi normal,” jelas Baitul Ihwan.

Baitul menambahkan, hari ini juga telah terpasang mobile tower untuk menggantikan sementara menara ATC yang rusak akibat gempa. Selain itu, telah terpasang pula peralatan radio komunikasi dan direct speech.

Berdasarkan data Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, biaya perbaikan bandara untuk sisi udara diperkirakan sekitar Rp60 miliar (untuk perbaikan runway), sedangkan untuk peningkatan/pemeliharaan daya dukung eksisting diperkirakan mencapai Rp40 miliar, sehingga total perbaikan sisi udara diperkirakan mencapai Rp100 miliar.

Sementara untuk sisi darat atau Gedung terminal, diperkirakan biaya perbaikan dibutuhkan sekitar Rp150 miliar, sedangkan sisi darat lainnya yaitu gedung tower, gedung PKPPK, bangunan pendukung lainnya sekitar Rp50 miliar, sehingga total sisi darat sekitar Rp200 miliar.

“Anggaran perbaikan direncanakan menggunakan APBN-P 2018 dan APBN 2019 serta dana dari AirNav untuk pembangunan gedung tower,” sebut Baitul.

Lebih lanjut Baitul mengatakan, perbaikan bandara ini akan melibatkan pihak Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR yang siap membantu mengantisipasi awal untuk percepatan pemulihan kondisi baik itu secara temporari maupun secara permanen, agar bandara dapat segera dapat melayani penerbangan dengan normal.

Secara konsep, Baitul mengatakan bangunan terminal nantinya akan didesain anti gempa mengacu pada standar anti gempa yang baru.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo