tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah pusat memperhatikan dan membantu daerah atau provinsi yang mengalami perlambatan ekonomi akibat fluktuasi ekonomi global, salah satunya Kalimantan Tengah (Kalteng).
"Saya ingin menekankan pada ratas [rapat terbatas] sore hari ini, daerah-daerah yang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi, sebagai konsekuensi dari fluktuasi ekonomi global, perlu mendapatkan perhatian dan dibantu oleh pemerintah pusat," kata Presiden di Jakarta, Selasa (14/2/2017).
Hal itu disampaikan Presiden saat memimpin rapat terbatas (ratas) dengan Topik Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) di Kantor Presiden.
Lebih lanjut Jokowi menjelaskan daerah-daerah penghasil sumber daya alam seperti Kalteng, memiliki potensi yang luar biasa, seperti mineral, batubara, hingga hasil-hasil perkebunan dan kehutanan.
Namun di sisi lain, lanjut Presiden, daerah tersebut juga terkena dampak paling besar dari penurunan harga komoditas di pasar global.
"Ini artinya melambatnya perekonomian global jelas memberi dampak signifikan bagi perekonomian di daerah," katanya dikutip dari Antara.
Untuk itu, Jokowi meminta, kondisi tersebut harus dijadikan sebagai momentum untuk pengembangan nilai tambah dari komoditas-komoditas yang ada.
"Kita lama terbuai dengan tingginya harga komoditas sehingga akhirnya melupakan pembangunan industri hilir, industri pengolahan untuk mendapatkan nilai tambah dari sumber daya alam yang kita miliki," katanya.
Indonesia, kata dia, harus mulai mengembangkan industri hilir, karena ini akan berpengaruh langsung pada masyarakat karena mampu membuka lapangan pekerjaan dan menggerakkan ekonomi di daerah.
Selain itu, menurut Presiden, Indonesia juga perlu menggali potensi-potensi khususnya di Kalteng yang belum tereksplorasi sebagai alternatif untuk menjaga keberlanjutan momentum pertumbuhan ekonomi.
"Kalteng perlu mengembangkan potensi ekonomi yang belum tersentuh agar tidak tergantung pada eksploitasi minerba dan kekayaan hutannya yang pada suatu saat akan habis," kata Presiden.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto