tirto.id - Sebanyak 15 pegawai imigrasi Malaysia dipecat karena terbukti terkait dengan sabotase sistem paspor. Sabotase memungkinkan beberapa pihak dapat leluasa keluar masuk Negeri Jiran tersebut tanpa terdeteksi.
Direktur Jenderal Imigrasi Datuk Seri Sakib Kusmisaid mengatakan jika pegawai tersebut berasal dari berbagai tingkat skema layanan imigrasi. "(Mereka) yang ditempatkan di gerbang utama pintu masuk ke Malaysia," jelas Datuk Seri Sakib Kusmisaid pada Rabu (1/6/2016).
Selain itu, sekitar 65 petugas lainnya dipindahkan ke divisi lain, sementara kini pos pengawasan imigrasi diisi oleh orang-orang baru. Penyidik menduga, sekitar 100 petugas imigrasi kemungkinan terlibat dalam skandal tersebut.
Sebagai catatan, 2 tahun sebelumnya, keanehan sudah terlihat dalam sistem paspor di Malaysia, namun kecurigaan memuncak setelah sistem komputer di Bandara Malaysia sering rusak. Tak hanya sekali, namun beberapa kali dalam sehari.
Aparat Malaysia menduga hal ini dapat menguntungkan para penyelundup manusia maupun jaringan militan.
Selama itu, Pemerintah Inggris dan Australia telah menaikkan peringatan teror mereka untuk Malaysia, khususnya terkait kemungkinan serangan di dan sekitar ibukota Kuala Lumpur.
Hingga berita ini diturunkan belum jelas bagaimana para tersangka menyabotase sistem tersebut. Dugaan sementara, para tersangka memiliki motif keuntungan finansial.