Menuju konten utama

Teori Perkembangan Kognitif Anak Menurut Vygotsky & Contoh Praktik

Berikut penjelasan tentang teori perkembangan kognitif anak menurut Vygotsky serta contoh praktik konsepnya dalam kegiatan belajar-mengajar.

Teori Perkembangan Kognitif Anak Menurut Vygotsky & Contoh Praktik
Anak-anak bermain sepakbola di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pademangan Timur, Jakarta, Rabu (18/20/2017). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Salah satu teori perkembangan kognitif dicetuskan seorang ahli psikologi asal Rusia, Lev Vygotsky. Konsep utama teori perkembangan kognitif dari Vygotsky menekankan bahwa anak berkembang melalui interaksi sosial dengan orang lain.

Teori Vygotsky disebut juga dengan teori sosiokultural, sebab menjelaskan perkembangan kognitif seseorang, selain ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Kedua faktor itu sama-sama punya peran besar dalam perkembangan kognitif anak.

Gagasan Vygotsky berbeda dengan Piaget, ahli psikologi yang mengembangkan teori kognitif anak dengan ide dasar: anak-anak menjelajahi dunia dan membentuk gambaran realitasnya sendiri.

Sementara itu, menurut Vygotsky, proses perkembangan mental anak, seperti ingatan, perhatian, dan penalaran, tidak hanya didapatkan oleh anak itu sendiri, tetapi juga melibatkan pengaruh dari lingkungan sosial dan budayanya.

Sebagai misal, terdapat satu budaya yang menekankan metode 'mencatat,' sedangkan budaya lain mengedepankan metode “mengingat atau hafalan”. Perbedaan budaya ini dapat memengaruhi cara anak dalam belajar.

Bagaimana Perkembangan Kognitif Menurut Vygotsky?

Lev Vygotsky merupakan ahli psikologi kelahiran Rusia tahun 1896. Dia sebenarnya pemikir besar yang sezaman dengan Freud, Skinner, dan Piaget. Namun, kematian dininya pada usia 37 tahun dan pemberangusan karyanya membuat teori Vygotsky kurang dikenal.

Seiring dengan perkembangan waktu, karya dari Vygotsky semakin disebarluaskan dan ide-idenya tersebut berpengaruh di berbagai bidang studi, termasuk perkembangan anak, psikologi kognitif, dan pendidikan.

Dikutip dari jurnalPemikiran dan Penelitian Pendidikan Islam anak Usia Dini, pandangan Vygotsky menjabarkan bahwa tahapan perkembangan kognitif manusia tidak dapat dipisahkan dari sumber-sumber sosial di luar dirinya.

Hal itu tidak berarti individu bersikap pasif dalam perkembangan kognitifnya. Vygotsky justru tetap menekankan pentingnya peran aktif seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya.

Oleh karena itu, sebenarnya teori Vygotsky lebih tepat disebut pendekatan sosio-konstrutivisme, yang berarti perkembangan kognitif seseorang ditentukan faktor individu sekaligus lingkungan.

Vygotsky juga percaya bahwa keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung dengan manusia. Pengalaman itu akan membuat perkembangan mental anak-anak menjadi matang.

Mengutip Modul Pelatihan Matematika SMA (2016), pemikiran Vygosky didasarkan pada tiga ide utama, yaitu:

  • Intelektualitas berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka ketahui;
  • Interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual; dan
  • Guru dapat bertindak sebagai seorang fasilitator dan mediator pembelajaran siswa.

Dalam penerapan teorinya, Vygotsky menggunakan konsep Zona Perkembangan Proximal (Zone Of Proximal Development), yaitu jarak antara perkembangan aktual dan perkembangan potensial.

Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan sejumlah tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri.

Adapun tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas dan memecahkan masalah ketika di bawah bimbingan orang dewasa

Vygotsky percaya, proses pembelajaran dan pemahaman terjadi ketika anak-anak bekerja dalam zona perkembangan proksimal mereka. Dengan demikian, dalam proses itu, anak membutuhkan bimbingan untuk mencapai perkembangan yang optimal.

Contoh Praktik Teori Vygotsky dalam Belajar-Mengajar

Menurut Vygotsky, belajar adalah sebuah proses yang melibatkan dua elemen penting. Pertama, belajar merupakan proses secara biologis sebagai proses dasar. Kedua, proses secara psikologisial sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan lingkungan sosial-budaya.

Contoh implementasi teori perkembangan kognitif Vygotsky dalam proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan pengaturan kelas yang kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing Zona Perkembangan Proksimal mereka.

2. Guru dan teman sebaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif pada anak. Maka itu, pembelajaran dengan cara kerja kelompok kooperatif bisa mempercepat perkembangan anak.

3. Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluas menjadi pengajaran pribadi oleh teman sebaya, yaitu seorang anak mengajari temannya yang agak tertinggal dalam memahami pelajaran.

4. Anak yang dilibatkan dalam pembelajaran aktif harus tetap didampingi oleh guru di setiap kegiatan yang dilakukan. Dalam istilah teoristis ini, anak-anak bekerja dalam Zona Perkembangan Proksimal dan guru menyediakan scaffolding (pemberian dukungan) bagi anak.

Baca juga artikel terkait TEORI PENDIDIKAN atau tulisan lainnya dari Syafira Aulia Arsani

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syafira Aulia Arsani
Penulis: Syafira Aulia Arsani
Editor: Addi M Idhom