tirto.id - Teman Ahok yang mendukung pencalonan Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon Gubernur DKI Jakarta independen menolak bantuan anonim dalam penggalangan dana melalui Teman Ahok Fair.
Menurut Koordintor Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, dalam kegiatan Teman Ahok Fair banyak masyarakat yang ingin menyumbang ke Teman Ahok, tapi tidak mau membeli merchandise. Bahkan ada yang mau nyumbang tapi tidak bersedia disebutkan namanya. Namun pihaknya menolak donasi model seperti itu karena bisa berarti cek kosong.
“Kita tidak bisa seperti itu karena susah untuk mempertanggungjawabkan. Makanya kita bikin acara Teman Ahok Fair untuk pengumpulan dana. Fungsinya untuk bensin Teman Ahok dalam verifikasi KTP Teman Ahok,” katanya di sela-sela hajatan Teman Ahok Fair, Sabtu (28/5/2016).
Namun, pihaknya mengakui bahwa merchandise tidak bisa menopang sepenuhnya karena banyak sekali kebutuhan Teman Ahok dalam mendukung Ahok melalui jalur independen. Hal ini, kata Amalia, menjadi salah satu cara kreatif dan untuk memberi warna berbeda dalam politik Indonesia.
“Tidak selamanya orang berpolitik di Indonesia itu harus bayar pakai kaos, tapi bisa dengan kuliner dan hiburan. Kalau kita niat, mereka mau loh mendonasikan dalam bentuk beli tiket, sewa booth, dan beli merchandise,” tambahnya.
Amalia menuturkan respon masyarakat terhadap kegiatan Teman Ahok Fair positif. Sebelum acara dimulai, pembelian tiket secara online sudah mencapai 2.500 tiket dengan harga Rp25.000 per lembar. Sementara bagi masyarakat yang tak sempat membeli secara online, bisa datang langsung ke Gudang Sarinah Ecosystem, Pancoran Jakarta dengan Rp35.000 per lembar.
Pantauan tirto.id, ada 86 booth dengan beragam tema, mulai dari anak dan edukasi, peralatan rumah tangga, komunitas, kuliner, otomotif, properti dan sepatu.
“60 booth di dalam gedung, sementara 26 booth di luar gedung. Di luar itu booth untuk kuliner, sementara di dalam non kuliner,” kata Amalia. “Tarif sewa booth, ada dua. Untuk booth dalam tarifnya Rp7.500.000, sementara booth di luar gedung Rp5.000.000,” katanya.
Penulis: Reja Hidayat
Editor: Agung DH