tirto.id - Tawuran atau bentrok antarwarga terjadi di Manggarai, Jakarta Pusat kemarin, Rabu (4/9/2019) sekitar pukul 17.05 WIB.
Kejadian ini melibatkan tiga kelompok warga yakni warga Tambak, Jakarta Pusat, warga Megazen, Tebet, Jakarta Selatan, dan warga Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat.
Tawuran ini kemarin telah mengakibatkan gangguan perjalanan KRL. Seusai tawuran warga mereda, sejak pukul 17.24 WIB, KRL yang hendak melintas Stasiun Manggarai dapat melanjutkan perjalanan.
Kapolsek Metro Setiabudi AKBP TP Simangunsong memastikan situasi saat ini di wilayah tersebut aman dan kondusif baik arus lalu lintas maupun perjalanan kereta api.
Usai tawuran Polsektro Setiabudi juga memanggil para lurah serta RT dan RW untuk meningkatkan pengawasannya di masing-masing wilayah guna mencegah terjadinya kejadian serupa.
Polsektro Setiabudi juga mengoptimalkan patroli keliling serta penjagaan di posko terpadu yang melibatkan tiga pilar yakni Polri, TNI, dan Satpol PP dari unsur kecamatan.
"Patroli keliling difokuskan, perbatasan kita perkuat. Pos Pasar Rumput selalu siaga, karena mereka masuk ke Menteng Tenggulun lewat pos di Pasar Rumput melalui perbatasan itu, jadi kami amankan," kata Simangunsong.
Kronologi & Penyebab Tawuran Manggarai
Kronologi kejadian tawuran ini berawal dari bentrok pertama yang pecah di atas rel kereta api dekat Stasiun Manggarai sekitar pukul 17.05 WIB. Lalu berhasil dipukul mundur oleh aparat kepolisian dengan menggunakan gas air mata.
Selang beberapa menit berikutnya, tawuran kembali terjadi pukul 17.07 WIB di JPO Jayakarta Jakarta Selatan.
Warga berhasil dipukul mundur oleh petugas keamanan setempat. Sejak saat itu arus lalu lintas dan perjalanan kereta api sudah normal kembali.
Hingga berita ini dirilis, Polsek Metro Setiabudi masih menyelidiki penyebab pasti pecahnya tawuran warga di Manggarai. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan sejumlah warga, lurah serta RT dan RW setempat.
"Sampai detik ini tidak ada yang tahu, ada yang bilang dari zaman dahulu mereka sudah begitu [bentrok], kadang saling ledek lewat 'WA' juga bisa saling serang. Kondisi yang sesungguhnya belum tahu, dari zaman dahulu sudah bermusuhan," kata Kapolsek Metro Setiabudi, AKBP TP Simangunsong saat dihubungi di Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Simangunsong menyebutkan warga Tambak, Jakarta Pusat bergabung dengan warga Megazen, Tebet, Jakarta Selatan ingin menyerang warga Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat.
"Jadi yang tawuran bukan warga Setiabudi, tapi ketiga warga tadi. Mereka menyerang melewati perbatasan jalan dengan Setiabudi," katanya.
Pada saat tawuran warga membawa senjata tajam dan saling lempar batu. Jumlah warga yang tawuran sekitar 300 orang.
Simangunsong menyebutkan, hingga saat ini belum ada warga yang diamankan terkait tawuran tersebut.
Pihaknya, lanjut dia, masih melakukan upaya-upaya pengamanan di lapangan guna mencegah terjadinya peristiwa serupa.
"Ini wilayah kami, kami jaga ketat untuk meminimalkan. Kami lakukan upaya preventif jangan sampai terjadi pertemuan ketiga kubu ini. Jadi pertahanan kami pukul mundur ke wilayah masing-masing sehingga tidak berhadapan satu per satu," katanya.
Solusi Pertemuan Antarwarga
Kapolsek Metro Setiabudi AKBP TP Simangunsong mengatakan akan ada pertemuan antara warga dengan camat dan lurah untuk mengatasi tawuran yang melibatkan tiga kelompok warga di Manggarai.
"Ada pertemuan dalam waktu dekat, akan difasilitasi oleh pemerintahan setempat. Akan segera mengumpulkan lurah RT dan RW-nya, mencari tahu mengapa warga tawuran. Untuk informasi lanjut konfirmasi ke wilayah kalau mau tau kapan waktunya," kata Simangunsong saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Sebelumnya, Polsektro Setiabudi juga sudah melakukan pertemuan dengan aparat camat, lurah dan RT serta RW di wilayah Setiabudi untuk memberikan arahan pencegahan sekaligus mendalami penyebab terjadinya tawuran.
Pencegahan kejadian ini terulang lagi terus diupayakan. Personel kepolisian masih berjaga di sekitar perbatasan agar jangan terjadi pertemuan antara kelompok warga yang bertikai.
Menurut dia, penyiagaan personel ini dilakukan sampai batas waktu apabila di wilayah tersebut sudah kondusif terutama mereka yang terlibat.
"Sampai dengan batas apabila sudah kondusif. Tadi malam kita kumpulkan RT, RW, sudah berkomunikasi dengan camat untuk upaya perkuat di wilayah," katanya.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Agung DH